Ini Efek Samping Akibat Konsumsi Vitamin C Berlebihan

0
1763

TNews, KESEHATAN – Vitamin C merupakan salah satu asupan yang dibutuhkan dan memiliki peran penting dalam menjaga daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi Covid-19. Namun, Anda juga perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya. Pasalnya, terdapat efek samping konsumsi vitamin C berlebihan. Vitamin C merupakan nutrisi penting yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran. Selain itu, vitamin C juga bisa didapat dari berbagai suplemen tubuh. Vitamin C merupakan vitamin larut air yang membantu penyembuhan pasien Covid-19. Vitamin C bekerja sebagai antioksidan, mengurangi radikal bebas, anti-inflamasi, dan membantu kerja sistem imun dalam memerangi penyakit.

Dalam Pedoman Tatalaksana Pasien Covid-19 yang dibuat oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), vitamin C 500 miligram dianjurkan dikonsumsi oleh pasien Covid-19 sebagai salah satu bentuk pengobatan. Vitamin C 500 miligram diberikan secara oral selama 14 hari atau sesuai petunjuk dokter. Staf Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi FKUI-RSCM, dokter spesialis penyakit dalam, Sharifah Shakinah, menjelaskan, penggunaan vitamin C dalam terapi pasien Covid-19 merupakan salah satu bentuk pengobatan pendukung penyembuhan pasien. Vitamin C diharapkan membantu perbaikan fungsi selular sistem imun.

Pemberian vitamin C pada pasien Covid-19 juga membantu menurunkan lama waktu perawatan dan kebutuhan ventilator pada pasien dengan gawat napas. “Pemberian vitamin C lebih dari 2.000 miligram per hari dapat mengakibatkan intoksikasi [keracunan] vitamin C. Konsumsi berlebihan dapat mengakibatkan efek samping seperti mual, nyeri ulu hati, hingga diare,” kata Sharifah saat dihubungi, beberapa waktu lalu. Berikut beberapa efek samping konsumsi vitamin C berlebihan, sebagaimana dilansir Healthline.

  1. Memicu gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan menjadi efek samping yang paling umum. Efek samping ini umumnya dirasa saat seseorang mengonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen. Anda akan mengalami gejala pencernaan jika mengonsumsi vitamin C lebih dari 2.000 miligram sekaligus. Diare dan timbulnya rasa mual menjadi gangguan pencernaan yang paling banyak terjadi akibat konsumsi vitamin C. Asupan berlebih juga telah dilaporkan memicu refluks asam lambung.

  1. Menyebabkan kelebihan zat besi

Vitamin C dikenal akan manfaatnya untuk menyerap zat besi. Vitamin C dapat mengikat zat besi non-heme yang banyak ditemukan dari makanan berbasis nabati. Sebuah studi pada orang dewasa menemukan, penyerapan zat besi meningkat hingga 67 persen saat seseorang mengonsumsi 100 miligram vitamin C. Namun, individu dengan kondisi tertentu seperti hemochromatosis, harus berhati-hati dengan suplemen vitamin C. Hemochromatosis merupakan kondisi ketika kadar zat besi di dalam tubuh terlalu berlebih dan menumpuk di organ hati, jantung, pankreas, dan sendi.

  1. Meningkatkan risiko batu ginjal

Kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat atau produk limbah tubuh. Oksalat umumnya dikeluarkan melalui urine. Namun, dalam beberapa kasus, oksalat dapat membentuk kristal yang menimbulkan pembentukan batu ginjal. Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urine, sekaligus memicu pembentukan batu ginjal. Sebuah penelitian pada orang dewasa menemukan, konsumsi suplemen vitamin C 1.000 miligram dua kali sehari selama enam hari meningkatkan jumlah oksalat hingga 20 persen.

Selain itu, laporan gagal ginjal juga dilaporkan terjadi pada orang yang mengonsumsi lebih dari 2 ribu miligram dalam sehari. Lalu, berapa batasan agar tidak menerima efek samping konsumsi vitamin C berlebihan? Menurut Medical News Today, orang dewasa direkomendasikan mengonsumsi 90 miligram vitamin C untuk laki-laki dan 75 miligram vitamin C untuk perempuan setiap harinya. Orang dewasa yang mengonsumsi vitamin C lebih dari 2 ribu miligram per hari berisiko mengalami efek samping.

Berikut batas tertinggi asupan vitamin C harian berdasarkan usia:

– 400 miligram untuk usia 1-3 tahun

– 650 miligram untuk usia 4-8 tahun

– 1.200 miligram untuk usia 9-13 tahun

– 1.800 miligram untuk usia 14-18 tahun

– 2.000 miligram untuk usia 19 tahun ke atas

 

Sumber : cnnindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.