Ini Jenis Kue Waffle di Indonesia

0
419
ilustrasi

TNews, KULINER – Ada berbagai macam budaya di Indonesia, kuliner merupakan salah satu produk budaya yang memiliki kedudukan unik bagi setiap daerah di Indonesia. Suatu hasil karya dari suatu bangsa, kuliner merupakan kebutuhan primer bagi manusia yang menjadikannya sebagai produk atas sebuah budaya di setiap daerah. Didasari oleh adanya beberapa faktor yang melatarbelakangi baik secara geografisnya maupun historisnya, setiap daerah akan menghasilkan suatu kuliner tertentu yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Indonesia memiliki beragam kue tradisional yang ada sejak jaman dahulu dan menjadi sebuah warisan kuliner di setiap daerah. Kue bapel atau yang biasa disebut kue waffle ala Indonesia secara historis sebenarnya bukan merupakan kuliner asli Indonesia, namun hasil akulturasi kuliner dari bangsa Eropa. Walau bukan berasal dari Indonesia, namun kue ini termasuk kue yang sudah sangat familiar di masyarakat dan sangat disukai oleh berbagai kalangan masyarakat di Indonesia.

Kue bapel yang biasa disajikan dengan cetakan berongga-rongga berbentuk kelopak bunga atau hati sebagai jajanan kue pasar saat ini mulai tergantikan dengan waffle dan croffle (croissant waffle) yang sekarang banyak muncul di stan food court dan layanan food delivery.

Croffle yang saat ini memiliki banyak peminat, mulai disajikan dengan berbagai macam variasi dari adonan hingga topping untuk menarik minat konsumen. Namun apakah kalian tau jika croffle yang saat ini kalian konsumsi merupakan modernisasi kue bapel yang dulu menjadi makanan favorit nenek moyang kita semasa jaman penjajahan Inggris dan Belanda.

Sebelum dikenal luas seperti sekarang ini, dahulu orang-orang Yunani memasak kue pipih, pada saat itu disebut disebut ‘obelios’ yakni di antara lempengan logam panas. Hingga pada akhirnya, makanan ini tersebar di seluruh Eropa pada abad pertengahan. Dengan adonan yang terbuat dari campuran tepung, air atau susu, dan telur, dan juga dimasak di atas api terbuka antara pelat besi dengan pegangan panjang menjadi kelezatan tersendiri bagi makanan ini.

Waffle tiba di Amerika Serikat bersama para pendatang dari Eropa yang paling awal. Dimana pada saat itu mereka mencicipi kue waffle dalam perjalanannya ke Massachusetts. Thomas Jefferson, seorang pedagang Eropa dilaporkan membawa pulang waffle iron (pemanggang dan cetakan waffle) dari Prancis sekitar tahun 1789, hal inilah yang membantu memicu tren kuliner waffle di Amerika saat itu.

Tetapi baru pada tahun 1930-an sebuah keluarga dari California menggabungkan produk tepung waffle siap pakai dengan cetakkkan waffle listrik sebagai bekal makanan perjalanan.

Asal mula nama kue bapel di Indonesia sebenarnya berasal dari kata ‘waffle’ yang pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada tahun 1725. Kata waffle diambil dari bahasa Belanda ‘wafele’ pada akhir abad 13 namun sebenarnya kata ‘wafele’ sendiri diambil dari bahasa Perancis ‘walfre’ pada tahun 1185, yang artinya sarang lebah. Pada saat itu, waffle pertama kali dibuat dengan cetakan sarang lebah.

Dahulu di Indonesia waffle datang sebagai menu makan pagi bangsa Inggris dan Belanda yang kemudian digemari oleh masyarakat Indonesia. Waffle yang berasal dari eropa dibuat dengan bahan tepung terigu, telur, mentega, susu, dan madu serta memiliki tekstur ringan dan crunchy. Di Indonesia kue bapel ini lebih lembut dan manis daripada crunchy karena lebih banyak tepung terigu dan gula yang ditambahkan.

Berikut ini beberapa jenis kue waffle dan hasil akulturasinya di Indonesia:

Brussels Waffle

Brussels waffle merupakan jenis kue waffle asli Eropa yang dibuat dengan adonan putih telur. Waffle jenis ini lebih ringan teksturnya, lebih crispy, dan memiliki cetakan dengan lubang yang lebih besar dibandingkan dengan jenis waffle lainnya. Waffle ini biasa disajikan dengan taburan gula putih halus, krim kocok, buah lembut, atau selai cokelat.

Liege Waffle

Liege waffle merupakan waffle eropa yang lebih padat dan lebih chewy dibandingan waffle lainnya. Kue waffle jenis ini sebenarnya berasal dari Wallonia, kota di Belgia Timur hasil adaptasi dari kue brochie. Waffle ini biasa disajikan dengan potongan kristal gula yang dipanaskan menjadi karamel sebagai topping waffle. Waffle liege ini merupakan waffle yang biasa dijual oleh pedagang kaki lima di Belgia.

Stroopwaffle

Stroopwafel adalah kue wafel yang terbuat dari dua lapisan tipis adonan panggang yang disatukan dengan isian karamel. Pertama kali dibuat di kota Gouda, Belanda, stroopwafel populer di seluruh Belanda dan bekas Kerajaan Belanda dan merupakan hidangan Belanda yang terkenal.

Rolled Waffle

Masyarakat eropa menyebutnya pirouette karena kue ini dibuat dengan cara digulung atau diputar seperti pirouette yang menari.

Croffle

Croffle merupakan singkatan dari ‘Croissant dan Waffle’. Croissant adalah kuliner kue hasil akulturasi Belgia dari Perancis, memiliki tekstur renyah dan garing, berbentuk seperti cangkang kerang atau bulan sabit, memiliki rasa lebih gurih dan sedikit manis daripada waffle.

Kue Bapel

Kue bapel merupakan kue tradisional khas Bandung yang memiliki bentuk unik berupa kelopak bunga atau hati seperti waffle. Dahulu kue bapel biasa disajikan dengan teh, dan sekarang hadir dengan berbagai rasa adonan, topping, dan isian kue. Rasanya yang manis dengan teksturnya yang empuk, banyak disuguhkan ketika tamu datang.

Kue Gapit

Kue gapit adalah kue kering Indonesia yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Umumnya dibuat dari tepung tapioka, namanya berasal dari proses pembuatannya yakni diantara cepitan (gapit) logam pada cetakan. Kue ini ada yang berbentuk seperti rolled waffle dan ada yang berbentuk seperti stroopwaffle pipih serta memiliki rasa yang beragam.

Seiring dengan berjalannya waktu, kue bapel kini dilakukan inovasi kuliner di Indonesia, hal ini ditandai dengan munculnya kuliner jajanan pasar dengan berbagai rasa baru pada adonan seperti coklat, keju, taro, hingga durian.

Adanya perkembangan varian rasa pada adonan kue bapel ini didasari oleh permintaan pasar yang terus meningkat. Selain varian rasa, di Bandung telah muncul juga inovasi kue bapel yang awalnya dipanggang di dalam cetakan menjadi dikukus. Kue bapel kukus ini menyajikan tekstur yang lebih lembut.

Munculnya berbagai macam inovasi ini juga melahirkan sebuah budaya baru (cepat, paktis, dan bervariatif) dari budaya lama yakni mulai dari bahan-bahannya hingga cara pembuatannya. Bentuk tindakan yang menjadikan unsur-unsur budaya menjadi suatu hal yang bernilai ekonomi dan dapat diperjualbelikan sehingga menimbulkan suatu modernisasi pada unsur budaya tersebut.

 

Sumber : suara.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.