57 Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Ini Positif Corona

0
211

TNews, JAKARTA – Sebanyak 57 tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di RSUP dr Kariadi, Semarang, terkonfirmasi positif terkena virus Corona. Kasus positif tersebut bermula akibat seorang pasien yang sempat ditangani dokter di RSUPI Kariadi baru diketahui terkonfirmasi positif Corona beberapa hari setelahnya.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto pun angkat bicara terkait hal itu. Yuri, sapaan karibnya, mengaku prihatin terhadap kejadian tersebut.

“Iya, kami juga turut prihatin semua tentang itu dan ini semua sudah ditangani oleh Gubernur dan Direktur Utama Rumah Sakit Kariadi,” kata Yuri ketika dihubungi, Sabtu (18/4/2020).

Terkait dugaan pasien tidak jujur ketika menjelaskan riwayat perjalanannya ke tenaga medis RSUP dr Kariadi, Yuri tidak ingin berspekulasi terlalu jauh. Menurutnya, saat ini fokus yang harus dilakukan adalah memberikan penanganan yang maksimal kepada para tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Corona.

“Sudah ditangani pemda. Masa saya harus marahi orang bohong? Menurut saya, yang paling penting itu bagaimana menangani, bukan meributkan bagaimana itu terjadi,” jelasnya.

“Ini semua sudah ditangani oleh Gubernur. Karena sudah ditangani Gubernur dan Direktur Rumah Sakit Kariadi, pihak mereka yang lebih berhak berkomentar supaya nggak banyak yang ribut-ribut,” sambung Yuri.

Yuri juga sedikit berkomentar soal ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis di RSUP dr Kariadi. Dia meyakini tidak ada permasalahan terkait persediaan APD bagi para tenaga medis yang terdapat di rumah sakit tersebut.

“Nggak ada masalah soal itu (ketersediaan APD). Rumah Sakit Kariadi itu bukan rumah sakit kecil. Itu rumah sakit pemerintah. Jadi saya yakin nggak ada masalah,” sebut Yuri.

Sebelumnya diberitakan, RSUP dr Kariadi mencatat ada 57 tenaga medisnya yang positif virus Corona atau COVID-19. Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Agus Suryanto, pun mengungkap sejumlah klaster yang diduga sebagai sarana penularan virus Corona itu.

Agus menyebut terpaparnya tenaga medis di rumah sakitnya terdiri dari klaster dokter bedah, klaster obstetri, kemudian orang tua pasien yang ternyata positif Corona.

Klaster bedah ini adalah pasien ditangani, tapi setelah operasi, baru diketahui gejala virus Corona. Kemudian klaster obstetri, yakni penanganan pasien melahirkan positif Corona.

“Pasien bedah saraf anak yang kebetulan pulang paksa yang ternyata orang tuanya secara pemeriksaan di tempat lain di daerah terjangkit itu positif, jadi identifikasi terlambat,” kata Agus dalam siaran persnya, Jumat (17/4).

 

Sumber: Detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.