Letjen (Purn) AY Nasution Dikenal Disiplin Salat dan Mengaji

0
225

TNews, SEJARAH – Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution atau AY Nasution diperbincangkan publik seiring isu kebangkitan PKI yang dimunculkan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. AY Nasution sendiri dikenal sebagai tokoh yang taat beragama.
AY Nasution adalah orang yang menempatkan dan akhirnya membongkar patung-patung penumpas PKI. Dibongkarnya patung itu dihubungkan dengan isu kebangkitan PKI. Padahal alasan AY Nasution meminta patung-patung itu dibongkar adalah alasan keagamaan.
Dilansir situs Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, penilaian soal pribadi AY Nasution sempat disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Pakpak Bharat, Asren Nasution pada 3 Juni 2020. Saat itu, AY Nasution mengunjungi objek wisata di Pakpak Bharat, yakni Delleng Simpon di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu (STTU).

Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution menyatakan AY Nasution adalah tutornya saat berada di dunia militer. Mereka berdua sering bertugas dalam satuan tugas seperti di Korem 162 Wirabakti di NTB, di Jepang, dan di tempat lainnya.

“Beliau ini merupakan total militer karena ayah beliau juga seorang militer dan anaknya juga militer,” ujar Pj Bupati Pakpak Bharat dilansir situs Pemkab Pakpak Bharat dalam berita 3 Juli 2020.

AY Nasution adalah putra Kolonel Inf HM Nurdin Nasution, yang pernah menjabat Bupati Padang Sidempuan. Asren Nasution kemudian menyampaikan penilaiannya soal AY Nasution, termasuk ketaatannya dalam beragama.

“Beliau itu disiplin mulai jam olahraga, salat, istirahat, baca Al-Qur’an dan lainnya semua tepat waktu sehingga menjadi teladan bagi kita,” kata Asren Nasution soal AY Nasution.

Menurut Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman, langkah AY Nasution membongkar patung Soeharto, Sarwo Edhie Wibowo, dan AH Nasution juga didasari oleh pertimbangan keagamaan. Bahkan AY Nasution merasa berdosa lantaran telah mendirikan patung-patung itu.

“Kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” tutur Dudung, Senin (27/9).

Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana dalam keterangannya juga menyampaikan hal serupa soal Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 2011-2012 itu.

“Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan,” sambung Haryanta.

Tuduhan Gatot
Sebelumnya, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan bukti komunis masih ada di Indonesia, terkhusus di institusi TNI dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus). Barang-barang yang dihilangkan, sambung Gatot, adalah yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era lampau.

“Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G-30S-PKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO,” ungkap Gatot pada acara webinar yang berjudul ‘TNI Vs PKI’ pada Minggu (26/9).

Sumber: detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.