Soal Anggaran Corona Rp 695 Triliun, Ini Biang Kerok yang Bikin Jokowi Kesal

0
12810

TNews, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesal setelah mengecek penyerapan anggaran stimulus penanganan imbas Corona (COVID-19). Pasalnya, Jokowi menilai penyerapan anggaran tersebut berjalan lambat.

Berikut rangkuman pernyataan Jokowi.

(1) Dari anggaran Rp 695 triliun baru terserap 19% atau sekitar Rp 135 triliun

“Penyerapan stimulus penanganan COVID-19 ini masih belum optimal dan kecepatannya masih kurang. Data terakhir yang saya terima tanggal 22 Juli dari total stimulus penanganan COVID-19 yaitu sebesar Rp 695 triliun yang terealisasi baru Rp 135 triliun artinya baru 19 persen. Sekali lagi baru 19 persen,” tegas Jokowi melalui video conference dengan topik arahan Presiden kepada Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan COVID-19, Senin (27/7/2020).

(2) Rincian penyerapan anggaran stimulus COVID-19 yang bikin Jokowi kesal

Jokowi pun menjabarkan data tentang penyerapan anggaran stimulus penanganan COVID-19, di sektor perlindungan sosial penyerapannya 38%, di sektor UMKM 25% dan yang paling rendah di sektor kesehatan yang masih mencapai 7%.

“Demikian juga dukungan untuk sektoral dan pemerintah daerah baru terserap 6,5%, insentif usaha 13%,” tambahnya.

(3) Jokowi sentil soal ego sektoral/daerah

“Bekerja lebih cepat sehingga masalah yang tadi saya sampaikan serapan anggaran belum optimal tadi betul-betul bisa diselesaikan. Saya ingatkan kalau masalahnya di regulasi dan administrasi segera dilihat betul, kalau memang di regulasi revisi regulasi itu agar segera ada percepatan, lakukan shortcut, lakukan perbaikan, jangan sampai ada ego sektoral, ego daerah, saya kira ini penting sekali ini segera diselesaikan sehingga aura untuk menangani krisis ini betul-betul ada betul,” ucap Jokowi kepada Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan COVID-19.

 

Sumber: detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.