Catatan ‘Manis’ Mahasiswa IAIK Student Exchange in President University

0
77

TNews, JAKARTA – Senin, 11 September 2022 merupakan hari yang tak terlupakan untuk kami bertiga. Di mana mendapatkan kesempatan mengikuti pertukaran mahasiswa selama satu semester di salah satu perguruan tinggi terkemuka di wilayah Jawa Barat, tepatnya di kampus President University.

Kami berasal dari salah satu kota kecil di Provinsi Sulawesi utara, dan merupakan mahasiswa Institut Agama Islam Kotamobagu (IAIK) .

Abdul Sigit Paputungan, Hendratmo Damopolii dan Dewi Langkun atau Sigit, Momo dan Dewi begitu kami akrab di panggil.

Pertukaran mahasiswa ini merupakan kesempatan yang sangat kami nantikan. Dengan perasaan campur aduk, karena pertama kalinya jauh dari tempat tinggal, serta berada di lingkungan budaya, bahasa dan metode perkuliahan yang tentunya berbeda.

Hari pertama tiba di President University, diperkenalkan dengan kepala prodi, staf akademik dan mahasiswa-mahasiswa yang nantinya akan menjadi teman kelas.

Bersama Rektor President University

Dibutuhkan sekitar 3 minggu untuk kami beradaptasi, ada beberapa hal yang butuh penyesuaian. Seperti metode pembelajaran, di mana dalam sistem perkuliahan menggunakan berbagai aplikasi yang belum pernah kami gunakan sebelumnya, dan penggunaan bahasa inggris dalam perkuliahan sehingga kami mendapatkan kesulitan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut kami banyak bertanya atau pun diskusi dengan dosen maupun teman kelas, memanfaatkan internet untuk mempelajari berbagai aplikasi yg digunakan dalam metode perkuliahan, dan untuk meningkatkan penguasaan bahasa Inggris, kami mengambil kelas tambahan serta tutoring bahasa Inggris dan mendownload berbagai aplikasi pembelajaraan yang dapat membantu mengasah serta memperdalam kemampuan dalam berbahasa Inggris.

Banyak hal yang dipelajari selama perkuliahan, seperti membuat projek webinar, bisnis plan, projek SDG’s, belajar tentang kecerdasan emosional dan belajar tentang perencanaan karir dalam pendidikan.

Dosen-dosen serta teman-teman mahasiswa banyak membantu dalam proses perkuliahan. Hal yang berkesan juga soal kebebasan berpendapat di kelas, serta dosen dan mahasiswa yang bisa menjadi teman berdiskusi layaknya sejawat profesional.

Selama berkuliah, ada juga hal-hal lucu yang kami alami seperti terjepit di lift, salah masuk gedung perkuliahan dan ruang kelas karena terburu-buru ke kampus sehingga salah melihat jadwal.

President University sendiri merupakan kampus yang mahasiswanya banyak berasal dari Negara-negara asing, misalnya Timor Leste, Haiti, China, Peru dan beberapa negara Asia lainnya.

Hal ini juga membuat bahasa yang digunakan sehari-hari dalam perkuliahan adalah bahasa Inggris.

Bukan hanya dalam perkuliahan, kami juga butuh penyesuaian dengan makanan, lingkungan asrama dan cuaca. Makanan sekitar kampus dan asrama memiliki cita rasa berbeda dengan yang ada di tempat tinggal kami sehingga kadang tidak cocok dengan selera. Untuk mendapatkan makanan yang sesuai dengan selera pun, kami juga memiliki kesulitan karena lokasi tempat makan tersebut jauh dari asrama dan di tempuh dengan jalan kaki.

Tetapi seiring berjalan waktu, kami mulai menyesuaikan dengan makanan yang ada.

Di asrama pun butuh penyesuaian, seperti karakteristik masing-masing penghuni asrama yang berasal dari berbagai daerah maupun negara yang berbeda, serta diberlakukan jam malam, di mana semua mahasiswa pada jam 22.00- 06.00 dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu jam istirahat penghuni asrama yang lain.

Banyak juga pengalaman menarik yang tak terlupakan yaitu ketika kami jalan-jalan ke Jakarta dengan mengunjungi beberapa tempat yang merupakan icon Jakarta seperti Mesjid Istiqlal, Monas, Stadiun GBK dan Kota Tua.

Untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut, kami memanfaatkan transportasi umum yang tidak ada di daerah tempat tinggal seperti KRL, MRT, dan Trans Jakarta.

Dari Student Exchange ini, kami mendapat banyak pengetahuan serta pengalaman baru, dan teman-teman dari berbagai daerah maupun negara yang berbeda.

Kami berharap teman-teman mahasiswa yang berada di Bolaang Mongondow Raya (BMR) bisa mendapat kesempatan yang sama terkhususnya mahasiswa Institut Agama Islam Kotamobagu.

Penulis : Hendratmo/Sigit/Dewi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.