Kisah Benny Moerdani, Jenderal Kopassus yang Berhasrat Jadi Wakil Presiden

0
226
Benjamin Moerdani (foto google)

TNews, SEJARAH – JENDERAL Leonardus Benjamin Moerdani atau yang akrab disapa dengan Benny, lahir di Cepu, Blora, Jawa Tengah, pada 2 Oktober 1932. Benny merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), yang di saat bersamaan juga menjabat sebagai ketua Fraksi ABRI.

Selain itu, Benny juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan, serta Pangkopkamtib.

Benny Moerdani juga dikenal sebagai jenderal intel dengan karakternya yang kuat. Ia disebut-sebut sebagai orang kepercayaan Soeharto, dan anak emas Soeharto selama dirinya berada di militer. Namun, pada akhir masa jabatan Benny sebagai Panglima ABRI, hubungannya dengan Soeharto merenggang.

Dilansir dari buku “Benny Moerdani yang Belum Terungkap”, Benny memiliki hasrat menjadi wakil presiden. Namun karena hasratnya yang ingin menjadi wakil presiden tersebut, Benny terpaksa harus kehilangan jabatannya sebagai Panglima ABRI di tengah jalan. Belum habis masa jabatannya sebagai Panglima ABRI, Benny sudah dicopot dari jabatannya itu oleh Soeharto.

Soeharto mencopot Benny Moerdani sebagai Panglima ABRI sepekan sebelum Sidang Umum MPR. Peristiwa penggantian Panglima ABRI di tengah jalan ini, menjadi yang pertama kalinya bagi Soeharto selama masa jabatannya sebagai presiden.

Padahal biasanya, panglima akan diganti bersamaan pelantikan kabinet karena kedudukannya setara dengan menteri dan menjabat selama lima tahun. Benny pun saat itu belum memasuki masa pensiunnya.

Dalam suatu Sidang Umum MPR, saat sedang membahas siapa yang menjadi pendamping Soeharto saat dicalonkan kembali menjadi presiden periode 1988-1993, ruang sidang dihebohkan oleh interupsi Brigadir Jenderal Ibrahim Saleh, yang saat itu dikenal termasuk tentara di barisan Benny, dan juga merupakan anggota Fraksi ABRI. Di atas mimbar, ia mewacanakan calon wakil presiden alternatif.

Di sisi lain, Fraksi Persatuan Pembangunan bersikeras mencalonkan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Jailani Naro, untuk menyaingi Sudharmono, yang dicalonkan oleh Golkar. Sedangkan, Fraksi ABRI saat itu belum bersuara.

Benny yang masih menjadi Panglima ABRI saat itu, juga menjabat sebagai Ketua Fraksi ABRI, belum juga menyatakan dukungannya kepada Sudharmono. Banyak yang mengatakan jika Benny berhasrat untuk menjadi wakil presiden.

Akhirnya jabatan Benny sebagai Panglima ABRI, digantikan oleh Jenderal Try Sutrisno. Dan perlahan Benny pun mulai tersingkir dari percaturan kekuasaan. Meskipun pada akhirnya, Benny tetap masuk ke dalam jajaran kabinet, pada masa kepemimpinan Soeharto dan Sudharmono.

 

Sumber : okezone

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.