Lirik Lagu Bisa Jadi Sumber Sejarah? Simak Ulasannya

0
82
ilustrasi

TNews, SEJARAH – Tidak hanya lewat naskah kuno atau prasasti, menelusuri sejarah juga bisa melalui beragam sumber lain. Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Purnawan Basundoro menyebut salah satu sumber sejarah itu adalah melalui lirik lagu.

Prof. Purnawaman menyatakan hal itu dalam webinar Partihistori dari Sejarah Lintas Batas pada Jumat (8/4/2022) melalui Zoom Meeting. Dalam diskusi bertema “Lirik (Lagu) Sebagai Sumber Sejarah”, Prof Purnawan mengajak audiens untuk menelisik lirik lagu dari perspektif sejarah dan menjadi rujukan sumber sejarah.

Musik dan Sejarah

Peneliti no asing sudah lama memakai musik sebagai narasi sejarah. Hal tersebut terbukti dengan musik tembang Jawa pada periode Mataram yang dikaji oleh Ricklefs, sejarawan asal Australia, dalam meneliti sejarah Jawa.

Lebih lanjut, Prof Purnawan menjelaskan bahwa lagu-lagu populer (pop) yang masih dan pernah didengar masyarakat bisa diangkat sebagai narasi sejarah.

Menurutnya, di antara banyak yang bertema percintaan, selalu ada lagu yang membahas tentang peristiwa faktual. Misalnya, balada, sebuah peristiwa sejarah atau kejadian yang menjadi perhatian publik.

“Tahun 50 sampai 80-an, terdapat banyak lagu yang mengacu kepada realitas masa lalu. Ia (lagu-lagu, Red) memotret dan mencerminkan kehidupan masyarakat di masa itu,” jelas Guru Besar Sejarah itu melalui laman resmi UNAIR, Senin (11/4/2022).

Di Indonesia sendiri, ada banyak pencipta atau penyanyi lagu balada. Di antaranya, Jane dan Franky, Iwan Fals, Ebiet G. Ade, Rita Rubby, Ully Sigar, serta Benyamin S dan Rhoma Irama.

Lagu Tukang Becak dan Kecelakaan Transportasi

Prof. Purnawan kemudian memberikan dua poin sumber sejarah yang jarang diteliti, namun terdapat sumbernya melalui lagu-lagu. Yang pertama adalah pemanfaatan sejarah orang kecil atau pinggiran, seperti tukang becak. Ibu Sud, Benyamin, dan Ebiet pernah menyanyikan lagu tukang becak.

“Kalau melihat lagu Ibu Sud ini atau kita menulis tentang sejarah transportasi Jakarta, kita bisa memulai dari (lagu) ini. Bahwa tahun 30 sampai 80-an ada transportasi yang eksis di Jakarta, yakni becak,” kata Prof Purnawan.

“Lagu becak Ibu Sud yang ceria berkontradiksi dengan lagu becak Benyamin dan Ebiet yang berisi solidaritas, derita, dan penderitaan tukang becak,” imbuhnya.

Kedua adalah sejarah kecelakaan transportasi. Menurutnya, bahasan itu jarang diteliti oleh sejarawan. Padahal, hal ini juga ditemukan dalam lagu-lagu yang relevan untuk menjadi panduan menulis sejarah kecelakaan transportasi. Misalnya, lagu Iwan Fals yang berjudul 1910.

“Lagu ini menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro, tabrakan KA 225 dan KA 220 pada 19 Oktober 1987. Kita bisa merunut dari kejadian tersebut dan seperti apa proses kejadian itu,” imbuhnya.

Prof Purnawan memberikan pesan bahwasannya lagu tersebut mempunyai kejadian historis yang bersejarah yang dapat diungkap. Terutama melalui lirik-liriknya.

“Dengan demikian, memanfaatkan lagu tersebut, narasi sejarah yang dibuat bisa jauh kaya. Perspektifnya jauh lebih luas. Dari lagu yang puitis tadi, dapat ditangkap maka narasi yang dibuat akan jauh lebih lengkap,” tutupnya.

 

 

Sumber : detik.com

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.