Mengenal Kabupaten Supiori di Provinsi Papua

0
474
Kota Sorendiweri Kabupaten Supiori

TNews, SUPIORI PAPUA – Kabupaten Supiori merupakan Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten yang dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2003, mempunyai wilayah daratan dengan luas sebesar 704,24 Km2 dan wilayah perairan seluas 5.993 Km2. Wilayah Kabupaten Supiori sebagian besar terletak di Pulau Supiori dan sebagian lainnya di Pulau Biak.

Kabupaten ini memiliki 5 Distrik, diantaranya Distrik Supiori Selatan, Supiori Utara, Supiori Timur, Kepulauan Aruri dan Supiori Barat. Dari 5 Distrik tersebut, Kabupaten Supiori memiliki 38 kampung.

Ibukota Kabupaten Supiori adalaha Kota Sorendiweri.

Kondisi topografi daerah ini pada umumnya bergunung-gunung dan hanya pada beberapa bagian tertentu saja yang merupakan daerah datar hingga landai.

Daerah yang datar dan landai tersebar di sepanjang daerah pesisir pantai. Pada daerah yang datar dan landai inilah masyarakat membangun pemukiman, berkebun, berladang dan melakukan aktifitas ekonomi lainnya.

Kondisi tanah pada umumnya merupakan perkembangan dari bahan induk dengan struktur batu kapur. Kondisi tanah yang saat ini cukup baik bagi pertumbuhan berbagai jenis tanaman.

Sebagian tanah lainnya merupakan tanah yang cukup subur dan potensial untuk berbagai usaha tani, baik tanaman holtikultura, tanaman perkebunan maupun tanaman industri dan lain-lain.

Kondisi iklim, khususnya curah hujan cukup baik untuk mendukung usaha pertanian di daerah ini. Menurut klasifikasi smith dan fergusson iklim di Kabupaten Supiori termasuk tipe A/B dengan bulan basah terjadi selama 6 (enam) bulan, bulan lembab selama 4 (empat) bulan dan bulan kering selama 2 (dua) bulan

Menurut peta kawasan hutan dan wilayah perairan Provinsi papua, sebagian besar wilayah ini merupakan kawasan hutan suaka alam.

Didaerah ini terdapat kawasan hutan seluas 45.384 ha atau sekitar 65% dari luas wilayah Kabupaten Supiori. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan hutan suaka alam sebesar 38.517 ha, kawasan hutan lindung sebesar 4.689 ha, dan kawasan hutan produksi 2.178 ha (Analisis SIG, 2006).

Berdasarkan kondisi dan status kawasan di wilayah Kabupaten Supiori tersebut diatas, maka mudah dipahami apabila wilayah ini dikategorikan sebagai wilayah yang rentan terhadap berbagai perubahan lingkungan akibat pembangunan.

Seiring dengan terbentuknya Kabupaten baru ini, maka laju pembangunan juga akan menjadi semakin meningkat. Kebutuhan lahan bagi pembangunan berbagai prasarana ekonomi seperti perumahan, perkantoran dan berbagai fasilitas umum lainnya akan segera diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai kebutuhan yang memerlukan lahan untuk berbagai kegiatan usaha seperti tanaman pangan, holtikultura, tanaman industri, perkebunan, pemeliharaan ternak dan lain sebagainya.

Peningkatan kebutuhan lahan bagi pembangunan ini akan menjadi ancaman terhadap kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.

Kelestarian berbagai fauna dan flora endemik/spesifik lokal seperti burung kakak tua raja jambul merah, kakak tua hitam jambul kuning, cenderawasih, kuskus dan berbagai jenis reptil, anggrek hitam dan berbagai spesias fauna dan flora lainnya akan terancam punah demikian pula dengan kelestarian terumbu karang, padang lamun, estuaria, dan ekosistem manggove akan mengalami ganguan yang serius.

Menyadari potensi dampak lingkungan hidup yang begitu luas yang dapat timbul dari pembangunan di Kabupaten Supiori kedepan maka perlu adanya sosialisasi pihak pemerintah kepada masyarakat terhadap pengaruh pembangunan pada sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Supiori.

Reporter : Fiona Sihasale

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.