Sejarah Islam Masuk Indonesia

0
854
ilustrasi

TNews, SEJARAH – Bukti sejarah Islam masuk ke Indonesia di sekitar abad ke-13 salah satunya adalah ditemukannya beberapa karya sufi abad tersebut. Selanjutnya dalam buku Intisari SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) oleh Siti Wahidoh disebutkan, sebagian besar Orientalis atau peneliti Barat tentang Islam berasumsi bahwa agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 dan ke-13 M.

Meski begitu, ada juga yang berpendapat peristiwa ini terjadi pertama kali pada abad pertama Hijriyah. Artinya, itu sewaktu pedagang sufi Muslim Arab masuk China melalui jalur laut bagian barat. Hal ini disimpulkan dari manuskrip China era Dinasti Tang.

Bukti Masuknya Islam ke Indonesia Abad 13 M

Pendapat yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara abad 13 mengaitkannya dengan keruntuhan Dinasti Abbasiyah di Baghdad tahun 1258, berita dari Marcopolo tahun 1292, dan berita dari Ibnu Battuta tahun 1354.

Kemudian, bukti fisik mengenai hal ini adalah batu nisan Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai tahun 1297. Dengan kata lain, masuknya Islam ke Indonesia pada abad 13 ditunjukkan dengan adanya Kerajaan Samudra Pasai yang berlokasi di Sumatra.

Pendapat-pendapat ini lalu dipertegas dengan periode penyebaran tasawuf di Indonesia.

Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Di samping itu, terdapat tiga teori masuknya agama Islam ke Indonesia. Disebutkan dalam buku Sejarah Indonesia Masuknya Islam hingga Kolonialisme tulisan Akhmad Fakhri Hutauruk, berikut ini pemaparannya:

  1. Teori Gujarat

Teori Gujarat menerangkan agama Islam masuk ke Indonesia atau Nusantara pada abad ke-13 melalui pedagang muslim India. Teori ini berdasarkan Pijnappel asal Universitas Leiden. Dia mengatakan asal muasal Islam adalah Gujarat dan Malabar.

Pendapat itu pun ditegaskan Snouck Hurgronje dalam L’arabie et Les Indes Neelandaises atau Reveu de I’Historie des Religious . Di dalamnya diterangkan, hubungan dagang antara Nusantara dan India telah lama berlangsung. Inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatra juga menggambarkan hubungan antara Sumatra dan Gujarat.

Moquette turut berpendapat tentang teori Gujarat, di mana menurutnya agama Islam di Indonesia berasal dari Gujarat. Hal yang mendasarinya adalah batu nisan di Pasai, utara Sumatra pada 1428 M.

Batu nisan itu punya kemiripan dengan nisan Maulana Malik Ibrahim di Jawa Timur. Kemiripannya adalah bentuknya seperti batu nisan di Cambay, Gujarat, India.

  1. Teori Mekah

Teori Mekah pertama kali diutarakan Hamka dalam perhelatan Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta. Dia mengungkapkan hal ini sebagai koreksi teori Gujarat.

Teori Hamka menjelaskan Arab Saudi punya peran besar atas masuknya Islam ke Indonesia. Sebab, menurutnya bangsa Arab adalah yang pertama kali membawa Islam ke Nusantara, lalu diikuti Persia dan Gujarat. Namun, ia menerangkan bahwa masuknya Islam adalah sebelum abad ke-13 M, yaitu 7 M atau abad pertama Hijriyah.

Alasan yang mendasari penjelasan tersebut adalah pasca wafatnya Muhammad SAW tahun 632 M, kepemimpinan Islam ada di tangan khalifah. Dengan kepemimpinan ini, Islam disebarkan sampai ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, juga Spanyol.

Semasa Dinasti Umayyah, perluasan berlanjut sampai Nusantara. Pendapat sejarawan Thomas W. Arnold (dalam Morrison 1951) mengatakan, teori pedagang Arab menyebarkan Islam saat berdagang selaras dengan fakta bahwa pedagang Arab memimpin pemukiman di pesisir pantai utara Sumatra. Para pedagang itu kemudian menikah dengan penduduk lokal.

  1. Teori Persia

Teori Persia dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat. Dikatakan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara dari Persia dan singgah di Gujarat pada abad 13. Hal ini dapat diperlihatkan dari kebudayaan Indonesia yang punya persamaan dengan Persia.

Dosen dan peneliti Kenneth W. Morgan (1963: 139-140) mempertegas teori bahwa masyarakat Islam di Indonesia, sama dengan Persia. Buktinya adalah peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai peringatan Syi’ah atau syahidnya Husein yang terwujud dengan tradisi memasak bubur Syura.

Di samping itu, pada bulan Muharram di Minangkabau juga dikenal sebagai bulan Husein. Sementara di Sumatra bagian tengah terdapat tradisi mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai.

Teori Persia juga didukung melalui kesamaan ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran sufi Iran al-Hallaj. Ada pula penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem ejaan huruf Arab untuk tanda bunyi harakat dalam pengajian Al-Quran tingkat awal.

Kemiripan terakhir adalah nisan pada kubur Malik Saleh dan Malik Ibrahim yang dipesan dari gujarat serta terdapat pengakuan masyarakat Islam atas mazhab Syafi’i di daerah Malabar.

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.