Soal Larangan Mudik, Ini Saran Ketua Partai Ummat Sulut untuk Pemerintah

1
790
Hi Jainuddin Damopolii

TNews, SULUT – Pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan melarang masyarakat melakukan mudik lebaran. Hal ini kata pemerintah, guna menekan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia terutama pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah.

Meski meiliki tujuan yang baik, namun kebijakan tersebut menuai komentar dari berbagai kalangan, salah satunya datang dari Ketua Partai Ummat Provinsi Sulawesi Utara Djainudin Damapolii.

Damapolii menilai pemerintah harus mempertimbangkan nasib para pekerja dibidang transportasi seperti supir bus, supir taksi dan pera pekerja transportasi lainnya.

Menurutnya kebijakan pemerintah yang melarang mudik sangat memberi dampak kepada para pekerja bidang transportasi. “Dilarang mudik, yang menderita hari ini siapa, supir angkot, supir taxi. Pekerja dibidang transportasi menderita semua. Disatu sisi para pegawai diberi THR, disisi lain mereka-meraka yang mencari nafkah seperti dibidang transportasi, perutnya dikunci,” tutur Damapolii.

“Apakah sopir-sopir itu dikasih THR oleh pemerintah, kasihan mereka, ada anak dan istrinya, mau lebaran tapi tidak bisa beroperasi. Dia dapat apa? Ini yang harus menjadi pertimbangan agar pemerintah bisa bijak dalam menetapkan kebijakan,” lanjutnya.

Damapolii mencontohkan, ditengah larangan mudik bagi masyarakat, nemun ada warga negara asing yang masih bisa masuk ke Indonesia. “Kenapa dari luar negeri bisa masuk dengan leluasa, kenapa disini antar daerah saja tidak bisa. Ini kan sedikit membuat kontroversi ditengah masyarakat. Yang dibatasi sebenarnya migran-migran dari luar negeri, stop masuk ke Indonesia, tapi ternyata bisa masuk dengan leluasa,” tuturnya.

Damapolii menjelaskan bahwa Ia sangat mendukung kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemeritah namun Dia juga meminta pemerintah mempertimbangkan dampak dari kebijakan tersebut. “Jangan ditutup kebebasan untuk mudik, tetapi terapkan lah protokol kesehatan yang sangat ketat. Sehingga masyarakat tidak merasa dibelenggu. Ini kan mereka punya kerinduan untuk bertemu dengan orang tua dan keluarga. Belum tentu tahun depan mereka masih bisa bertemu orang tua atau keluarga mereka,” pungkas mantan wakil walikota Kotamobagu ini.

 

Tim Redaksi Totabuan News

 

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.