TOTABUANEWS, Molibagu – Kejadian aneh yang dialami Sandrawati (29) warga Desa Toluaya, Kecamatan Bolaang Uki, semakin menuai kontroversi ditengah masyarakat. Pasalnya, Sandra sapaan akrabnya yang pada, Senin (16/06) lalu, ‘melahirkan’ lima butir telur ayam kemudian disusul dua butir lagi pada Selasa (17/06) lalu, semakin membuat warga sekitar resah.
Menurut sejumlah warga, kejadian aneh tersebut hanyalah rekayasa yang sengaja dibuat Sandra guna menarik perhatian publik. Perbuatan Sandra yang kesehariannya juga berprofesi sebagai orang pintar (dukun) itu dinilai mencoreng nama daerah. “Apalagi daerah kita ini daerah religius. Sementara perbuatan Sandra itu hanya akan menggiring arah pemikiran masyarakat kepada syirik,” ujar Isdris Alamri, salah satu tokoh agama Bolaang Uki.
Tak pelak, warga yang merasa tidak nyaman lagi dengan kejadian itu mengancam akan mengusir Sandra dan suaminya Abdul Rahman Weji (43) keluar dari daerah itu.
“Sebaiknya dia diusir saja dari sini (Bolsel.red). Kalau tidak, kami akan usir secara paksa,” tegas Jasmudin Mananelu warga Molibagu, yang mengaku tidak nyaman dengan keberadaan sang Dukun.
Menyikapi hal itu, Kapolsek Urban Bolaang Uki, AKP Brammy Tamalihis mengambil langkah persuasif guna menyelsaikan permasalahan tersebut, dengan melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa dan kecamatan.
Manariknya, pada pertemuan para tokoh dan aparat kepolisian yang di gelar kantor Polsek Urban Bolaang Uki, kemarin, Camat Bolaang Uki, Kuntu A Mane ketika diminta tanggapan oleh Kapolsek, berpendapat bahwa dirinya takut bila telur itu dipecahkan. “Saya takut bila telur itu dipecahkan, jangan-jangan ada yang akan terjadi di daerah kita. Masalahnya daerah kita ini (Bolango) di sumpah oleh para leluhur terdahulu,” cetus Camat yang juga pelaksana tugas (plt) Sangadi desa Toluaya.
Kendati begitu, pertemuan tersebut akhirnya membuahkan kesepakatan. “Sudah ada kesepakatan bersama para tokoh dan pemerintah, bahwa telur kontorversial tersebut akan diamankan oleh aparat kepolisian untuk diperiksa secara medis apakah itu telur biasa atau seperti apa,” terang Kapolsek, kemarin.
Sayangnya, upaya tersebut tidak membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Setibanya aparat kepolisian bersama tokoh masyarakat di rumah Sandra, tiba-tiba sang ‘induk’ telur yang saat itu berada didalam kamar berteriak seperti kerasukan dan langsung mengamuk menggunakan sebilah parang.
Sontak, suasana pun sempat tegang. Setelah sekira 30 menit berjalan, Sandra pun jatuh pingsan.
Setelah ditangani oleh pihak medis, sang dukun pun perlahan sadarkan diri.
“Saat si ibu sudah sadarkan diri, saya langsung perintahkan anggota untuk menanyakan soal telur itu. Tapi kata si Ibu, telurnya sudah hilang. Nanti sebentar malam (tadi malam,red) akan kembali lagi untuk menetas,” kata Kapolsek, menirukan penjelasan anggotanya.
Hingga berita ini ditulis, suasana di sekitar rumah Sandra masih tegang. Sejumlah warga masih berkerumun sembari menunggu langkah apa yang akan diambil aparat kepolisian, pemerintah dan toko masyarakat. (marshal)