VAP Sebut Pakan Mahal Kendala Pembudidaya Ikan Minut

0
107

Didampingi Bupati VAP, Menteri Prabowo Dialog Dengan Pembudidaya Ikan Sulut

TNews, Minut – Kunjungan kerja menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Edhy Prabowo di kabupaten Minahasa Utara (Minut), Selasa (18/02/2020), membawa angin segar untuk industri perikanan di Minut dan Sulawesi Utara umumnya.
Menteri yang didampingi Bupati Minut Dr (Hc) Vonnie Aneke Panambunan STh dan Kepala BPBAT Fernando Simajuntak,  berkesempatan dialog bersama pembudidaya ikan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Desa Tatelu Kecamatan Dimembe  Minut.
Dalam dialog ini, Menteri Edhy Prabowo mengorek informasi kondisi usaha perikanan, sekaligus memberikan motivasi kepada para petani pembudidaya yang hadir dalam kesempatan ini.
Kemudian, terungkap dalam dialog beberapa kendala utama para petani dalam pengembangan usaha, diantaranya, ketersediaan pakan butiran ikan yang harus didatangkan dari luar Sulut.

Sementara ketersediaan lima dari enam komponen bahan baku untuk pembuatan pakan ternyata tersedia di daerah ini, hal ini oleh petani membutuhkan solusi, sehingga ketersediaan pakan dapat berlangsung sepanjang masa produksi hingga menjelang panen.
Menanggapi hal ini, Menteri Edhy Parabowo mengatakan bahwa isu sentral budidaya air tawar, memang adalah pakan yang harganya cukup mahal, sehingga memakan 80 persen dari ongkos produksi.
Permasalahan kedua kata Prabowo adalah sumber benih dan pemerintah akan membantu dengan menyediakan bakal-bakal benih unggul termasuk menyiapkan benih anakan.
“Selain menggunakan pakan pabrikan, diharapkan juga pembudidaya perikanan air tawar dapat secara kreatif mengusahakan dan menyediakan pakan mandiri. Pakan mandiri ini lanjut menteri, harus dimunculkan sendiri oleh pelaku budidaya, sebab diyakini sebenarnya pembudidaya ini punya kemampuan untuk membuat pakan, apalagi lima bahan baku sudah ada di Sulut, tinggal satu yang harus didatangkan dari Jawa,” jelas Prabowo.
Kemudian menteri juga mengajak pembudidaya untuk menggalakkan penggunaan pakan alami yang ada disekitar.
“Kita  tidak akan memusuhi pengusaha pakan secara koorporasi. Karena saat ini sedang mencari solusi untuk mahalnya harga pakan, dengan menyediakan pakan murah dan dapat dibeli pelaku budidaya kita. Di Sulut dapat dibangun pabrik pakan sehingga dapat menyediakan kebutuhan pakan yang terjangkau, sebab ongkos produksi yang sudah terpangkas,” tegas Menteri Prabowo.
Bupati Minut DR (H.C) Vonnie Anneke Panambunan, STh bahkan memberikan isyarat dukungan terhadap investasi pengembangan pabrik pakan ikan air tawar.
“Pemkab Minahasa Utara sangat terbuka dan senang jika ada investor yang akan membangun pabrik, bahkan mereka akan mendapat kemudahan  sesuai aturan, yang pasti saya menerima bahkan membantu berbagai hal untuk kesejahteraan masyarakat Minut dan Sulut umumnya yang saya cintai ini, sehigga harga pakan yang mahal dan menghambat penghasilan petani dapat diminimalisir,” kata Panambunan yang juga didampingi Sekdakab  Minut Ir Jemmy H Kuhu MA.
Kepala BPBAT Tateli, Fernando Simanjuntak mengatakan keperluan pakan ternak di Sulawesi Utara per hari mencapai 30 ton, karena produksi kita sekira 20 ton per hari.
“Karena Sulut tidak ada pabrikan maka ini semua disuplai dari luar, maka pemerintah mendorong masyarakat itu bisa membuat pakan sendiri yang disebut pakan mandiri. Beberapa upaya telah dilakukan pemerintah Sulut termasuk paket bantuan pembuatan pakan mandiri, termasuk pelatihan dan pendampingan. Ada delapan kelompok budidaya yang mendapat pendampingan dari kami pihak BPBAT,” kunci Simajuntak. (PCV)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.