Totabuanews.com, Boltim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Bolaang Mongondow Timur (Boltim), diminta untuk dapat mengkaji kembali bantuan studi atau beasiswa bagi para putra putri Boltim yang sedang melanjutkan sekolah diperguruan tinggi. Pasalnya, sejumlah warga menilai nominal bantuan tersebut terlalu sedikit dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini seperti yang dikatakan Tokoh masyarakat Boltim, Is Mokodompit kepada sejumlah wartawan pihaknya mengatakan tingkat kepedulian pemkab terhadap pendidikan sangat minim. Hal ini terlihat dengan minimnya anggaran pendidikan yang dialokasikan terhadap dunia pendidikan. “Anggaran pendidikan yang tertata dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), saja tidak mencapai 20 persen seperti diamanatkan oleh Undang-undang,” ungkap Mokodompit.
Lanjutnya mengatakan pihaknya sangat menyayangkan nominal bantuan studi atau beasiswa terlalu sedikit. “Jika dibandingkan dengan bantuan studi kepada pegawai negeri sipil dan bantuan dana untuk Diklat Pimpinan mencapai Rp 28 juta perorangan ini sangat kecil,” jelas Mokodompit.
Mokodompit juga mengungkapkan tahun lalu (2012) pemkab Boltim menyalurkan bantuan studi kepada mahasiwa semester I-III hanya sebesar Rp 1 juta, semester 4-6 sebesar Rp 2 juta sedangkan untuk penyelesaian studi sebesar Rp 3 juta. “Satu juta lebih kecil dari biaya yang habis bolak balik dari tempat kuliah mereka ke Boltim untuk mengurus berkas,” katanya seraya menambahkan menurutnya besaran bantuan tersebut untuk setahun dan tahun berikutnya mereka tidak bisa menerima bantuan lagi. “Jadi bisa dikatakan beasiswa dua tahun sebesar Rp 1 juta. Perbulan tidak sampai Rp 50 ribu,” tuturnya.
Sementara itu Bupati Boltim, Sehan Landjar kepada sejumlah wartawan mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap besaran nominal beasiswa tersebut. “Saya akan meminta kepada instansi teknis untuk mengkaji kembali besaran beasiswa yang ada,” singkat Landjar. (edmon)