TOTABUANEWS.COM, Boroko – Pelayanan Kesehatan di Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), tak habis-habisnya menuai sorotan. Kali ini yang disorot adalah kondisi bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang kian memprihatinkan. Pasalnya, tinjauan sejumlah anggota DPRD, menemukan beberapa bagian bangunan RSUD yang mulai rusak.
Tak pelak, salah satu anggota DPRD Bolmut, Djoni Patiro mengkritisi kualitas bangunan RSUD Bolmut yang dinilai jauh di bawah standar. Buktinya, di beberapa sisi bangunan seperti jendela maupun pintu – pintu di bagian RSUD mulai lapuk dan ini dikhawatirkan membahayakan pasien.
“Coba cek saja kualitas kayu yang dipakai untuk pintu dan jendelanya, kemungkinan kayu yang digunakan adalah kayu yang masih basah. Maka tidak heran bila kering kayu ini pasti akan lapuk. Jika ini difungsikan, jelas hanya akan membahayakan para pasien dan perawat yang ada di rumah sakit tersebut, “ ujar Patiro yang merupakan Ketua Komisi I DPRD Bolmut.
Khawatir dengan kondisi tersebut, Djoni berharap pemerintah daerah segera melakukan perbaikan di beberapa bagian bangunan rumah sakit ini. Bahkan dirinya berjanji akan melakukan pengawalan terhadap usulan anggaran tambahan bagi kegiatan operasional rumah sakit ini.
“Setahu saya tidak sedikit biaya yang dihabiskan untuk membangun rumah sakit yang menjadi kebanggaan warga Bolmut. Saya minta pemerintah agar serius menata dan mengelola bangunan rumah sakit ini,” tegasnya.
Terpisah, Direktur RSUD Bolmut, Sugeng Hermawan melalui Sekretaris RSUD, Sofyan Mokoginta, saat dikonfirmasi harian ini menjelaskan, awalnya pembangunan rumah sakit ini masih ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmut sejak 2012 lalu.
“Memang masalah ini menjadi tanggung jawab kami selaku direksi kendati proyek ini sebelumnya ditangani Dinkes Bolmut. Rencananya, pihak ketiga akan mengganti beberapa pintu dan jendela rumah sakit yang mulai lapuk, dan itu telah dikordinasikan dengan pihak-pihak terkait,” terangnya.
Sofyan juga menambahkan, untuk tahun ini pihak pemerintah daerah telah mengalokasikan dana operasional kegiatan rumah sakit sebesar Rp 576 juta yang didanai melalui APBD Perubahan 2013.
“Tentu kami berharap, ada kepedulian pemerintah untuk menyokong operasional rumah sakit. Dan kami akan berupaya semaksimal mungkin melayani masyarakati walau dana seadanya,” tandasnya.
Sebelumnya, pelayanan kesehatan lainnya di Bolmut juga menuai sorotan miring. Pasalnya, fasilitas Rumah Sakit yang dianggap jauh tertinggal dari daerah lain.
Selain itu, di RSUD yang baru dioperasikan Bulan Juli 2013 lalu, sampai saat ini juga belum memiliki tenaga medis dan dokter serta alat-alat kesehatan yang memadai.
“Kami menilai RSUD Bolmut belum pantas untuk beroperasi,” ujar Yunan Tegela salah satu warga Bolmut.
Kepala Dinas Kesehatan Bolmut Sitty Sambrina Buhang SKM ketika dikonfirmasi, mengakui kekurangan tersebut. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh Gedung RSUD yang baru dioperasikan.
“Memang betul, keberadaan RSUD masih serba kekurangan. Banyak yang perlu dibenahi dan dilengkapi,” kata Sitty
Dirinya menjelaskan, saat ini segala kebutuhan guna melengkapi kekurangan, baik tenaga kesehatan (Dokter, red) serta fasilitas penunjang lainnya, masih dalam tahap pengusulan ke pusat.
“Semua masih dalam tahap pengusulan,” jelasnya.
Disinggung soal keberadaan paramedis, Sitty mengaku tenaganya baru lima orang dokter.
“Untuk dokter PNS ada lima orang. Sebelumnya ada dokter PTT 10 orang, namun kontraknya suda berakhir. Kami pun sudah mengusulkan enam dokter PTT diperpanjang lagi,” terangnya.
Selain itu, untuk tenaga medis khususnya perawat, juga diakui masih sangat kurang. Terlebih baru-baru ini banyak perawat maupun bidan yang minta pindah.
“Kita baru saja kehilangan banyak perawat yang minta pindah sebelum pelantikan Bupati. Bahkan hingga kini berkas susulan permohonan pindah diketahui masih menumpuk,” tandasnya. (eking)