TOTABUANEWS, Tutuyan – Bertempat dilantai tiga Kantor Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Senin (16/12) kemarin, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim, menggelar rapat koordinasi tim terpadu pengamanan hutan tahun 2013.
Pantauan Totabuanews rapat tersebut dipimpin langsung Sekertaris Daerah (Sekda) Muhammad Assegaf dan dihadiri Kapolsek Urban Kotabunan AKP Tedi Pontoh, Assiten I Amin Musa dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Muhammad Yahya dan para camat serta sangadi se Boltim.
“Rapat ini dalam rangka mengantisipasi berbagai hal tentang kondisi masyarakat dimana sering terjadi konflik sosial karena permasalahan lahan perkebunan seperti yang terjadi dibeberapa desa baru-baru ini,” ungkap Kadis Dishutbun Boltim Muhammad Yahya.
Lanjut Yahya mengatakan saat ini ada kawasan hutan yang dijadikan lahan perkebunan dan akhirnya menjadi konflik antar masyarakat. “Itu adalah perambahan karena ada kawasan hutan yang tidak bisa diduduki masyarakat,” tuturnya.
Yahya menambahkan Dengan dasar itulah pihaknya menggelar rapat tersebut agar tidak terjadi konflik-konflik yang lebih besar lagi
“Ini adalah langkah-langkah antisipasi,” terangnya.
Sementara itu Assiten I Amin Musa dalam sambutannya mengatakan pembentukan tim terpadu adalah langkah tepat untuk menyelesaikan persoalan konflik masyarakat terkait lahan perkebunan. “Tim terdiri dari semua unsur yakni Pemkab, TNI, Polri dan Pemerintah Desa dan Masyarakat,” terangnya.
Lanjut Musa mengatakan tim tersebut akan turun dilokasi-lokasi terjadinya konflik. “Nantinya tim akan dibagi disetiap wilayah dan tugasnya adalah untuk melakukan pendataan terhadap lahan yang menjadi konflik,” tuturnya.
Musa menambahkan hasil dari data yang diperoleh tim dilapanagan akan diteruskan dirapat Muspida. “Ada 6 obyek sasaran dari tim ini, dan dibawah koordinasi langsung dari Kadis kehutanan,” jelasnya.
Musa juga membeberkan adanya lahan HGU yang diserobot masyarakat. “Untuk itu saya minta kepada para sangadi untuk selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait masalah kehutanan,” tutup Musa. Adapun wilayah perkebunan yang menjadi konflik antar lain didesa Modayag, Atoga, Molobog, Idumun dan Buyat II. (Edmon/jun)