Makin Dicintai Masyarakat Bolmong Raya
TOTABUANEWS, BMR – Calon Wakil Gubernur Sulut Hi David Bobihoe memiliki segudang prestasi selama karirnya dalam birokrat maupun saat masih menjabat Bupati Kabupaten Gotontalo dua periode. Bahkan, dalam majalah Tempo edisi 22-28 Desember dirilis bahwa David Bobihoe adalah Indonesia best local government leaders (pemimpin daerah terbaik Indonesia) tahun 2008.
Bukan hanya menjadi bagian sepuluh besar pemimpin daerah (tokoh) tahun 2008, Cawagub yang berpasangan dengan Benny Mamoto ini pemilik peringkat satu berdasarkan survey SWA dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Ia mengalahkan Presiden Jokowi yang saat itu menjadi walikota Solo. Jokowi hanya menduduki peringkat tujuh. David memperoleh total nilai 81,41 dengan leadership (kepemimpinan) 32,47 sementara program and result (program dan hasil) 48,67. Jokowi hanya mendapatkan 79,03.
Tempo, seperti ditunjuk David, juga telah mengambarkan dirinya sebagai pemimpin masa depan Indonesia. Ia bersanding dengan nama beken seperti Tri Risma Harini, Walikota Surabaya, Jawa Timur. Ia disebut dekat dengan rakyat. Pola kerjanya pun informal dan lebih banyak menghabiskan waktu di belakang meja.
Setelah Ia resmi menjadi Cawagub Sulut, ternyata Ia mampu mencuri simpati masyarakat Bolaang Mongondow Raya (BMR). Dengan gaya sederhananya, Bobihoe sapa warga BMR di lima daerah kabupaten/kota. Dukungan warga BMR kepada Benny-David (BeDa) pun sulit di bendung oleh kandidat lain.
Baru-baru ini, David bersama tim menyisir kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) mulai dari Posigadan sampai Pinolosian Timur (Pintim). Di rumah-rumah tertentu di setiap desa, David bersilaturahim dengan warga. Caranya pun sederhana. David berdiri dekat dengan warga, menyampaikan program dan sebaliknya warga bebas berkeluh kesah soal kebutuhannya.
David lugas menjawab pertanyaan warga, sering dengan bahasa Indonesia tapi sering pula bahasa Gorontalo, bahasa ibunya.”Bapak dilaa mojanjiiya (tidak mau berjanji) sebab janji adalah hutang. Lebih baik tidak usah dipilih dari pada berjanji tapi tidak ditepati,” kata David menjawab pertanyaan Kaharudin Lantuka, warga Tolondadu.
Kaharudin ingin agar listrik bisa menjangkau perdesaan, jalan tani dibuat dan perkebunan diperluas. David menjawab listrik itu harus dikonsultasikan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena itu kewenangan pilihan. “Air, jalan tani, perluasan perkebunan itu kewenangan wajib. Listrik itu kewenangan pilihan,” ujarnya.
David mencontohkan jalan usaha tani di Guanzhou, Cina dibuat lebih dahulu sebelum persawahan. Dengan itu, padi ditanam dan dipanen bersamaan. Hama dan penyakit sulit untuk datang. Hama sulit berpindah karena waktu yang bersamaan itu.
Mengenai sumur bor seperti yang ditanyakan warga yang lain, David mengatakan bor membawa masalah tersendiri. Jika dibuat terlalu berdekatan akan membuat rongga dalam tanah. Itu katanya bisa membawa masalah tersendiri.
David pada kesempatan itu juga memberikan idenya soal lumbung pangan. Lumbung pangan itu dirintisnya di kabupaten Gorontalo, tempat ia mengabdi selama dua periode. Pemerintah daerah memberi beras dari petani misalnya seharga Rp 5 Ribu per kilogram. Saat kekurangan pangan, beras dijual kembali dengan harga yang sama sehingga masyarakat tetap mendapatkan keuntungan.
Sebelum melanjutkan perjalanan, David mengatakan memilih pemimpin sama dengan memilih ikan. Ikan yang rusak akan kelihatan dari kepalanya.”Kalau insang sudah buruk pasti akan buruk sampai ekornya. Begitu pula sungai bersih jika hulunya tidak tercemar. Kalau pemimpin terindikasi korupsi akan seperti itu sampai bawahannya,” katanya.
Baginya, ia pengemban amanah. Sebagai kalifah ia harus menjalankan amanah itu.”Semua harus tuntas anggaran dan tuntas masalah. Jangan hanya tuntas anggaran tapi masalahnya tak tuntas,” katanya.
Saat ditemui, David bersama Rahmiati, anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Gorontalo. Rahmiati mengaku melaksanakan resesnya di daerah. Rombongan bergerak tanpa atribut.
Konni Balamba