TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU — Wilayah Kotamobagu saat ini mendadak manjadi daerah ‘darurat’ flu burung. Ini terbukti, pada pekan terakhir di beberapa kelurahan, ratusan unggas (ayam dan itik) mati mendadak karena positif flu burung.
Sebelumnya di Desa Kopandakan I Kecamatan Kotamobagu Selatan beberapa waktu lalu, puluhan unggas mati diserang flu burung. Kini hal serupa juga terjadi di Desa Pontodon Kecamatan Kotamobagu Utara.
Sonya Pasambuna salah satu warga setempat di desa tersebut mengaku, sejumlah ekor ayam dan itik miliknya mati mendadak. Padahal katanya, kondisi ternaknya itu, dalam keadaan sehat. “Heran saja, sementara berjalan tiba-tiba langsung mati,” katanya.
Dirinya pun menjelaskan, kejadian ini sudah terjadi sejak pekan lalu. Bahkan, puluhan ayam milik tetanganya ituk mati juga. “Ayam milik tetangga saya juga mati secara mendadak, padahal tidak sakit,” tambahnya.
Sementar itu, DR drh dari Balai Besar Veteriner Maros Muflihana saat mengambil sample dibeberapa titik di Kotamobagu mengatakan, kalau hasil tes cepat (repeat test) yang dilakukan positif flu burung tipe A. “Hasil test cepat yang dilakukan menunjukan kasus yang terjadi pada ayam di Kotamobagu yakni avian influenza tipe A,” kata Muflihana saat mengambil sample di Kelurahan Mongkonai Kotamobagu Barat, Kamis (13/10/2016).
Dirinya menambahkan, kasus flu burung juga ada tingkatan tipenya. Namun katanya, untuk sub tipe yang ada di Kotamobagu belum bisa dipastikan, karena masih akan diuji di laboratorium. “Untuk tipe flu burung terdiri dari H5N1 dan H5N4. Namun yang ada di Kotamobagu belum diketahui pasti sub tipe karena masih harus lewat uji laboratorium,” terangnya.
Untuk saat ini, warga diminta lebih waspada dengan cara menghindari bahan yang telah terkontaminasi kotoran maupun secret unggas. Selain itu, untuk mencegah terjadinya penularan virus flu burung (avian influenza), maka harus dilakukan penimbunan, penanaman atau pembakaran kotoran unggas (tinja) serta bahan – bahan yang berasal dari saluran cerna unggas. Selain itu kandang harus dibersihkan atau dicuci menggunakan desinfektan. “Segera melakukan vaksinasi virus flu manusia agar terhindar dari infeksi gabungan (virus flu manusia dan flu burung). Karena, bukan tidak mungkin akan munculnya strain virus baru yaitu penularan dari manusia ke manusia,” imbaunya.
Diketahui, kasus ayam mati mendadak tidak hanya terjadi di Desa Kopandakan I dan Pontodon. Dimana, beberapa hari terakhir ini kejadian serupa juga dialami warga yang ada di Kelurahan mogolaing, matali dan juga di kelurahan mongkonai. Baiknya, warga saat kejadian langusng membakar bangkai ayam dan itik, setelah itu langusng di kubur. Data di Dinas Peternakan Kotamobagu, kasus ayam mati mendadak sudah mencapai 200 ekor. Jumlah tersebut tersebar di empat kecamatan.
Terpisah, Anggota DPRD Kotamobagu Jusran Debby Mokolanut, menanggapi fenomena flu burung yang terjadi di Kotamobagu saat ini. “Ini harus direspon serius oleh pemerintah dan harus terintegrasi penanganannya dari berbagai instansi SKPD terkait bukan hanya dinas kesehatan saja,” ujar Mokolanut.
Ia mengatakan, Virus flu burung sangat berbahaya jika sampai menjakiti manusia.Tidak hanya merugikan secara ekonomi bagi warga yang beternak tapi juga mengancam kesehatan manusia. “Fenomena yang terjadi secara terus menerus di beberapa wilayah kotamobagu sangat besar potensinya meluas ke wilayah kelurahan Desa lainnya,” ujarnya.
Politisi PKB ini, mendesak Pemerintah Kota untuk segera mengambil langkah antisipatif konkrit yang melibatkan pihak pihak terkait secara terintegrasi dan terkoordinasi. “Agar virus ini tidak menyebar luas dan mengancam ekonomi maupun kesehatan warga Kotamobagu,” pungkasnya.
Tim Totabuanews