Beranda Politik Panwas Bolmong Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
TOTABUANEWS, BOLMONG – Untuk meningkatkan kwalitas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) 2017, Minggu (18/12/2016), Panitia Pengawas (Panwas) Bolmong, mengelar sosialisasi pengawasan partisipatif.
Agenda yang dilaksanakan di Hotel Sutan Raja Kotamobagu ini, dihadiri pelbagai stakeholders seperti, OKP, Ormas dan sebagainya, serta menjadi narasumber diantaranya Stiven Sumolang, Rojers Tangkulung (peneliti Diknas Provinsi) dan Wahyudin Ukoli (Ketua JPPR dan Kementrian Agama)
Dalam diskusi dikegiatan itu, mengemuka banyak isu dan diantaranya soal politik uang atau money politik.
Para pemateri atau narasumber meminta masyarakat harus mengunakan akal sehat dalam menentukan pilihan.
“Jahui politik uang,” kata Wahyudin Ukoli.
Sementara itu, Ketua Panwas Bolmong, Neny Kumayas didampingi komisioner Irvan Manangin dan Erni Mokoginta mengatakan, pelangaran Pilkada, bukan hanya money politik.
Menurut Kumayas, Panwas Bolmong sampai dengan hari ini telah menproses sejumlah pelangaran Pilkada Bolmong.
“Kami tidak pandang bulu. Bahkan oknum pejabat juga telah kami proses,” tegasnya.
Dia juga menuturkan, dalam pelangaran Pilkada, harus diawasi secara baik dan jika menemukan adanya pelangaran, maka silakan dilaporkan ke Panwas Bolmong.
“Selain dari temuan Panwas, masyarakat juga bisa melapor jika ada pelangaran Pilkada. Namun laporan tersebut harus memiliki bukti kuat dan pelapor harus memiliki hak pilih di daerah tersebut,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Irvan Manangin. Menurutnya dalam pelangaran Pilkada terutama soal money politik, memiliki sangsi tegas.
“Sesuai dengan aturan maka yang memberi dan menerima money politik sama-sama dikenakan sangsi pidana,” ujar Manangin.
Untuk itu, Mangin meminta kepada masyarakat, tim sukses termasuk para kandidat di Pilkada Bolmong 2017, yang prosesnya lagi dilaksanakan agar menghidari kecurangan di Pilkada.
“Mari kita jadikan Pilkada Bolmong lebih berkwalitas,” tukasnya.
Konni Balamba