TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Produksi Batu Bata di Kotamobagu, yang terpusat di Kecamatan Kotamobagu Selatan, dan tersebar di sebagian Kelurahan Motoboi Kecil, Desa Poyowa Kecil, serta Desa Bungko ini, terus mengalami peningkatan produksi.
Peningkatan produksi, karena adanya dorongan, dan upaya pemerintah kota memberdayakan pengrajin Batu Bata. “Iya sebelumnya, kami hanya mampu mencetak kurang lebih 1000 buah Batu Bata, namun karena adanya bantuan alat pencetak dari pemerintah, sekarang kami sudah bisa mencetak lebih banyak, sekitar 4 atau 5 ribu perhari,” kata Suwardi Mamonto, Pengrajin Batu Bata, Kelurahan Motoboi Kecil, Rabu (28/02/2018).
Dirinya mengatakan, berlimpahnya hasil produksi ini, membuat banyak porno-porno Batu Bata belum dibongkar. “Tinggal tergantung pemasaran, dan permintaan pasar. Kalau hanya stok, sudah banyak, bahkan banyak porno (gundukan susunan Batu Bata yang telah di bakar) belum di bongkar,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, saat ini harga Batu Bata berada dikisaran 400-450 rupiah.
“Tergantung, kalau Batu Bata manual (Tela Sapu), agak mahal soalnya memang tingkat kepadatan dan produksinya sedikit, jadi dijual dengan harga Rp. 450,00 per buah. Kalau Batu Bata Mesin (Menggunakan alat cetak mesin) dijual dengan harga Rp. 400,00 per buah,” ungkapnya.
Terpisah, Harto Sugeha, pengrajin Batu Bata Desa Poyowa Kecil turut membenarkan hal ini. “Di sini rata-rata sama harga pasaran. Lagi pula untuk Kotamobagu, dengan keterbatasan lahan pertanian, Batu Bata merupakan sumber utama mata pencaharian kami,” ucapnya.
Dirinya berharap, dengan pesatnya pembangunan, dan adanya pabrik semen di daerah tetangga, bisa mensejahterahkan kehidupan pengrajin Batu Bata. “Semoga proyek selalu ada, apalagi dengar-dengar sekarang sudah ada pabrik Conch di Bolmong, jika semen sudah ada, stok bertambah. Karna Kotamobagu memang sekarang gudangnya Batu Bata,” pungkasnya.
neno karlina
Minta no hp.penjual batubata di kotamobagu yg bisa d hubungi