TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Pemuda Gereja Masehi Injil Bolaang Mongondow (GMIBM) mengecam dan mengutuk keras, bentuk kekerasan teror bom yang terjadi di 3 gereja di surabaya.
“Kami Pemuda sekaligus masyarakat sangat menyesal dan prihatin terhadap apa yang terjadi saat ini. Kami turut berduka cita atas kejadian ini dan kepada korban dan keluarga yang beberapa diantaranya pihak kepolisian,” kata ketua Pemuda GMIBM Pniel Tumobui Alband Pangkey.
Dirinyapun mengatakan, tidak ada satupun agama didunia ini yang membenarkan cara kekerasan dalam kehidupan.
“Didunia ini semua agama tidak pernah mengajarkan kekerasan juga hal-hal yang menyebabkan sampai beberapa orang meninggal. Tindakan seperti ini yang dikatakan tidak manusiawi,” ucapnya.
Ia berharap semua instansi untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi lagi.
“Kami berharap, kepolisian turun berjaga-jaga di setiap tempat-tempat ibadah. Untuk mengantisipasi hal itu terjadi di Bolaang Mongondow,” pintanya.
Sementara itu, Kapolres Bolaang Mongondow AKBP Gani Siahaan menambahkan, pihaknya turut berbelasungkawa atas kejadian yang terjadi di Surabaya.
“Kalau untuk wilayah Bolaang Mongondow Raya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, sebab wilayah Kotamobagu khususnya masih kondusif,” jelasnya.
Lanjutnya, pihak kepolisian akan menurunkan anggota-anggota disetiap gereja-gereja.
“Pokoknya semua anggota kita siagakan. Terutama tempat-tempat ibadah, dan tempat-tempat wisata sejak hari ini disiagakan. Nanti akan diberlakukan pada hari ibadah, akan diturunkan langsung,” pungkasnya.
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Kotamobagu Dani Mokoginta SH menambahkan, terkait bom Surabaya tentu ini duka bersama anak bangsa, semua masyarakat tidak menginginkan hal ini terjadi.
“Namun atas kejadian ini ada beberapa hal yang harus kita evaluasi bersama yakni, meningkatkan pengawasan di seluruh Indonesia sebagai upaya pencegahan,” ucapnya.
Menurutnya, hal ini dimulai dengan kejadian di mako brimob yang juga sangat memukul psikologi dan menguras energi polri.
“Nah, situasi yang sepertinya ini juga yang dimanfaatkan betul oleh kelompok-kelompok radikal,” katanya.
Dirinya mengimbau, kepada seluruh elemen bangsa untuk tetap merajut, merawat solidaritas sesama anak bangsa ini cara kita menjaga persaudaraan sebangsa, sesama manusia walaupun beda keyakinan untuk tangaknya NKRI.
“Saya menegaskan teror bom dan kekerasan lainnya tidak pernah diajarkan islam dan agama lainnya di Indonesia biar kita semua tidak sesat fikir. Untuk itu saya mengimbau stop kekerasan atas nama agama. Dan atas kejadian ini harus ada evaluasi menyeluruh yakni semua elemen bangsa (ormas keagamaan, ormas pemuda, pemuka agama, masyarakat dan pemerintah harus berkontribusi positif untuk keberlangsungan generasi kita yang tidak berdaya secara ekonomi dan sosial, karena kelompok-kelompok inilah menjadi sasaran yang direkrut islam garis keras,” tukas ketua Ansor Kota Kotamobagu.
Neno Karlina