Harga Kopra Anjlok Petani “Gigit Jari”

0
322

TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Sejumlah petani kelapa mengeluhkan harga Kopra mengalami penurunan drastis, dari 800 ribu per 100 kilogram,  turun hingga 280 ribu. Hal ini, membuat mereka mendesak pemerintah untuk mencarikan solusi.

Salah satunya Winarso Paputungan, petani kelapa asal Kelurahan Mongkonai Kecamatan Kotamobagu Barat menyangkan hal ini, karena membuatnya malas mengolah kelapa menjadi kopra.
“Dari harga Delapan ribu per kilogram, turun sampai Empat ribu kemudian merosot turun hingga 2.800 per kilogram. Harga tersebut semakin membuat kami gigit jari,” ujarnya.
Menurutnya, tak ada keuntungan malah kerugian yang didapatkan.
“Entah apa yang membuat harga kopra ini turun drastis dan tidak wajar. Padalah pasokan kopra dari para petani itu banyak. Kami pun minta pemerintah menjawab dan carikan solusi terkait hal ini,” jelas Narso sapaannya.
Selain itu, salah satu pembeli kopra di Kelurahan Motoboi Kecil Sandi Kandoli mengungkapkan, anjloknya harga kopra disebabkan produksi yang banyak, namun permintaan sedikit.
“Harga Kopra saat ini memang anjlok hingga 2.800 per kilogram. Salah satu yang menyebabkan karena permintaan sedikit namun produksi yang banyak. Sehingga kopra yang dihasilkan banyak yang tertampung,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perikanan, Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kotamobagu Muljadi Surotenojo menuturkan, harga kopra yang turun disebabkan karena exportasi kopra yang menurun, sedangkan produksinya meningkat.
“Yah, memang benar harga kopra saat ini anjlok, kami pun selaku dinas sangat prihatin dengan turunnya harga kopra tersebut. Peningkatan produksi itu kami tingkatkan terus. Nah, dalam rangka penjualan hasil pertanian, kami juga sudah berkoordinasi deng pihak bulog untuk membeli hasil-hasil pertanian ini,” ujar Kadis.
Menurutnya, harga kopra yang di tetapkan oleh pemerintsh itu harusnya Libu ke atas, namun karrna permintaan sedikit namun produksinya banyak, sehingga harganya menurun secarq drastis.
“Harganya itu lima ribu ke atas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Namun, karena banyak kopra yang diproduksi dibandingkan permintaannya segingga mengalami oenurunan harga. Olehnya, kamipun terus berkoordinasi dengan pihak Bulog untuk dapat membeli hasil-hasil pertanian,” ujar Kadis.
Sementara itu, Kepala Bulog Kotamobagu Petrus menambahkan, hasil pertanian belum bisa dipastikan dapat dibelikan oleh Bulog. Namun, kami sudah ajukan dan tinggal menunggu Petunjuk Teknis (Juknis) ke pusat untuk pembelian hasil pertanian.
“Kami sudah ajukan ke pusat untuk pembelian hasil pertanian, mudah-mudahan itu bisa direkomendasikan dan sekarang kami tinghal menunggu juknis,” pungkasnya.
Neno Karlina

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses