TOTABUANEWS, BOLMONG – Sangadi Desa Bangomolunow Kecamatan Bolaang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Askari Mokoginta. Diduga melakukan Pungutan Liar (Pungli) kepada warganya yang kurang mampu.
Pasalnya, sebanyak 50 warga Desa Bangomolunow yang mendapatkan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Dikatakan Nining Ginoga, dibebankan biaya Rp50 ribu, dan juga satu bantal Semen. Alhasil, warga yang masuk dalam kategori kurang mampu, terpaksa mengikuti, karena terancam tak akan mendapat bantuan bedah rumah tersebut.
“Kalau tidak dikasih, kami diancam tak dapat bantuan serta nanti diganti dengan orang lain,” unkap Ginoga salah satu warga Desa Bangomolunoy.
Ibu rumah tangga itu mengungkapkan, untuk biaya yang dibebankan terhadap mereka bervariasi, mulai dari Rp 30 ribu hingga 50 ribu. Tak hanya itu, mereka juga diwajibkan untuk memberikan satu bantal (Sak) Semen keapada Sangadi.
“Itu yang kami keluhkan. Apakah ini wajib keseluruhan atau cuma di desa kami. Kami juga menanyakan kepada sangadi. Itu uang dan semen dibuat apa. Tapi, sangadi tak menjawab. Hanya saja dia sedikit membeberkan, bahwa uang itu akan masuk ke kas desa,”tutur mama Yoga sapaannya.
Hal senada juga dikatakan salah satu penerima bantuan Amrin Ginoga. Dirinya mengaku, sangadi meminta Rp50 ribu, dan satu sak semen untuk bantuan bedah rumah.
“Terpaksa kami memberikan uang itu kepada sangadi,”bebernya.
Terpisah Sangadi Desa Bangomolunow, Askari Mokoginta saat dikonfirmasi melalui telepon genggam, mengaku tidak melakukan praktek pungli, sebagaimana yang dikeluhkan warganya tersebut.
“Terkait potongan-potongan itu tidak ada,” kilah Mokoginta, Senin (22/10/2018).
Terkait pemotongan satu bantal Semen, Dijelaskannya, telah dimusayawarahkan antara pemerintah desa, pendamping dan para penerima bantuan tersebut. Dirinya menjelaskan bahwa, pada penyaluran bantuan tahap pertama, penerima bantuan mendapatkan sebanyak 20 Semen sak, namun karena adanya kesalahan teknis, ada beberapa penerima yang sudah menerima bantuan lebih dari yang tekah ditetapkan.
“Pembagian tahap pertama ada beberapa penerima kekurangan bantuan semen, smentara harus dibagi rata. Sehingga dipotong satu bantal, untuk digenapkan ke lain. Tapi hanya ada sekira tiga penerima yang kekurangan semen,” tukasnya.
Tim Totabuanews