TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Managemen SPBU Pratama Matali diminta agar dalam menerima karyawan harus memprioritaskan warga matali. Hal itu ditegaskan Tokoh Pemuda Matali Gito Ardianto Simabala, kepada Totabuan News Sabtu (30/03) pagi tadi.
Pasalnya, dari amatan Caleg PKB dapil Kotamobagu Timur – Kotamobagu Utara nomor urut 10 ini, karyawan yang asli warga Matali tinggal menyisahkan beberapa orang. “Banyak warga di kelurahan matali yang mengingkan pekerjaan tetap seperti di SPBU Malati,” ujar Gito.
Lanjut Gito, warga matali harus menjadi prioritas karena yang merasakan dampak negatif dari aktivitas SPBU adalah warga Matali itu sendiri. “Karena jika terjadi dampak negatif atas aktifitas SPBU tersebut seperti ledakan, kebakaran atau bocornya tabung penampungan minyak, maka warga di kelurahan matali yang pertama akan terkena dampaknya,” ungkap Gito.
Sehingga, Gito kembali menegaskan pihak SPBU tidak menganak tirikan warga Matali jika ada perekrutan tenaga kerja atau jika ada bantun untuk warga. “Ini bukan untuk menagabaikan warga di luar kelurahan Matali, tapi mengigat dampak negatifnya siapa yang paling merasakan,” tegas caleg yang memiliki dua basis kelurahan yakni kelurahan Matali dan Motoboi Besar.
Terpisah, salah staf pihak SPB Pratama Matali Deddy Pudul saat dikonfirmasi mengaku, penerimaan karyawan merupakan kebijakan pimpinan. “Namun untuk karyawan bagian operator kami memprioritaskan warga matali. Sedangkan bagian tehnis atau administrasi itu kewenangan full dari pimpinan,” ujar Pudul.
Ditanya soal jumlah karyawan, Pudul menjelaskan ada sekitar 25 karyawan. “Karyawan dari warga Matali berjumlah kurang lebih sepuluh orang,” tandas Pudul.
Konni Balamba