TNews, OLAHRAGA – Apakah kamu sering mengalami stres belakangan ini? Stres memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan tubuh, apalagi jika dibiarkan tanpa ada penanganan atau ‘pengobatan’. Stres berhubungan langsung dengan berbagai fungsi tubuh.
Seseorang yang mengalami stres bukan tidak mungkin mudah terkena sakit karena stres mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan tekanan darah tinggi, masalah pada pencernaan, bahkan peningkatan risiko terkena penyakit degeneratif. Olahraga sesungguhnya merupakan bentuk ‘stres’ fisik bagi tubuh. Sederhananya, dengan kita membiasakan melakukan olahraga, tubuh belajar beradaptasi dan terbiasa menghadapi ‘stres’ fisik dengan baik. Dengan adaptasi tersebut, maka tubuh dapat dengan mudah bertahan menghadapi tekanan lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga seperti aerobik yang dilakukan rutin berhubungan dengan penurunan aktivitas saraf simpatik dan hypothalamic-pituitary-adrenal. Aktivitas saraf simpatik dan hyphothalamic-pituitari-adrenal adalah sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk merespon stres dan menimbulkan perubahan fungsi tubuh akibat stres. Melakukan olahraga rutin juga sama dengan melatih tubuh untuk merespon stres lebih baik, termasuk merespon dalam hal perubahan fungsi dan fisiologis tubuh. Bila detak jantung menjadi lebih cepat, otot menegang, dan tekanan darah meningkat, maka olahraga dapat menurunkan dan membuat perubahan tersebut menjadi normal kembali.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa stres berdampak buruk bagi fungsi tubuh. Stres dapat menimbulkan perubahan fisiologis pada tubuh seperti detak jantung lebih cepat, insomnia, peningkatan nafsu makan, dan sebagainya. Dengan melakukan olahraga secara rutin maka fungsi tubuh yang berubah akibat stres juga dapat diatasi.
Menurunkan hormon depresan pada tubuh
Ketika kita mengalami stres, maka tubuh akan secara otomatis mengeluarkan hormon kortisol dan epineprin. Kedua hormon tersebut adalah hormon depresan yang mampu meningkatkan energi dan tekanan darah seketika saat tubuh menerima tekanan. Kortisol mempersiapkan tubuh untuk berada di bawah tekanan, seperti menyiapkan energi lebih dengan cara meningkatkan gula darah dan mencegah insulin mengubahnya menjadi glikogen.
Namun, ketika kortisol dan epineprin terus-menerus diproduksi karena stres kronis, maka fungsi fisiologis tubuh pun akan terganggu. Sebagai respon untuk menahan tekanan yang datang, kortisol dan epineprin akan mempersiapkan energi lebih yang dapat dipakai tubuh, dengan cara menaikkan gula darah dan menghentikan kerja insulin. Jika hal ini berlangsung lama, maka orang yang mengalami stres berisiko terkena diabetes melitus tipe 2, obesitas, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga yang teratur dapat menurunkan stres seseorang. Hal ini terjadi karena olahraga dapat menurunkan hormon kortisol dan epineprin serta meningkatkan hormon norepineprin sebagai antidepresan. Sebuah penelitian yang melibatkan 49 perempuan yang sedang mengalami stres berat, yang kemudian diminta untuk melakukan olahraga yang teratur selama 8 minggu berturut-turut, menunjukkan terdapat penurunan kadar kortisol dan epineprin pada urin mereka. Selain itu, hasil tes psikologi yang dilakukan pada kelompok tersebut menunjukkan bahwa tingkat stres mereka berkurang, bahkan hilang sama sekali.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hormon serotonin dan endorfin, yang biasa disebut dengan hormon bahagia. Dengan adanya peningkatan hormon tersebut, tubuh merasa rileks, tenang, dan bahagia. Meningkatkan self-efficacy Self-efficacy adalah bentuk keyakinan atau kepercayaan diri dalam menyelesaikan dan menghadapi masalah yang ada. Self-efficacy dapat meningkatkan kepercayaan diri, karena orang yang sedang stres biasanya memiliki tingkat kepercayaan diri dan self-efficacy rendah.
Olahraga tidak hanya dapat meningkatkan daya tahan dan kemampuan tubuh untuk menghadapi tekanan, tapi juga dapat meningkatkan self-efficacy seseorang. Penelitian menyebutkan bahwa melakukan olahraga seperti bela diri efektif menimbulkan self-efficacy dalam diri. Ketika kita memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan self-efficacy, maka kita akan lebih yakin dapat menyelesaikan masalah yang ada dan berusaha mencari jalan keluar terhadap tekanan.
Olahraga seperti apa yang dapat menurunkan stres?
Berbagai macam olahraga dapat membantu menurunkan stres, sehingga kita tidak harus melakukan olahraga yang berat untuk membuat tubuh rileks. Olahraga yang mudah dan sederhana dapat kita lakukan, seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, yoga, tai chi, dan sebagainya. Namun, yang terpenting adalah melakukannya dengan rutin dan teratur, maka tubuh akan terbiasa dengan hal tersebut. Cobalah melakukan olahraga yang kamu sukai. Selain akan membuat nyaman ketika melakukannya, mood dan emosi akan lebih mudah terkontrol sehingga stres pun menurun.
Sumber : kompas.com