TNews, SAINS TEKNO – Bukan cuma mahluk hidup yang punya usia, planet juga. Meski bisa bertahan dalam waktu yang lama, tak mungkin mereka bisa hidup selamanya seperti Planet Bumi.
“Planet-planet mati sepanjang waktu di galaksi terdekat kita,” kata Raymond, peneliti dari Laboratoire d’Astrophysique de Bordeaux in Bordeaux, Prancis.
Dikutip dari Space, berikut ini adalah sejumlah skenario kehancuran Planet Bumi dan planet-planet lainnya berdasarkan sains.
- Efek rumah kaca
Siklus iklim di bumi berperan pada keberlangsungan hidup. Pada bumi, temperatur tergantung pada jumlah karbondioksida di atmosfer. Karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya di atmosfer (seperti air, metana, dan dinitrogen oksida) bertindak sebagai ‘selimut’, menjaga panas planet dengan memperlambat radiasi matahari.
Efek rumah kaca menjadi kata kuncinya di sini. Suhu bisa naik di atas titik didih air, yang bisa menjadi masalah untuk mempertahankan kehidupan — mengingat kita semua membutuhkan air. Naiknya suhu juga dapat memungkinkan atmosfer kehilangan perisainya. Pada akhirnya, planet ini bisa menjadi planet yang tidak dapat dihuni kembali.
- Aktivitas vulkanik
Aktivitas vulkanik bisa secara signifikan memberikan dapat pada lingkungan planet. Berdasarkan University Corporation for Atmospheric Research, gas dan partikel debu yang dihempaskan gunung vulkanik bisa mempengaruhi atmosfer dan membuat planet lebih dingin.
Pada 1815, Gunung Tambora, Indonesia, merupakan erupsi terdahsyat sepanjang sejarah. Ini memberikan dampak menurunnya temperatur global hingga membuat 1816 disebut sebagai ‘tahun tanpa musim panas’. Dengan frekuensi yang sering dan aktivitas vulkanik yang tinggi, ini bisa memicu Planet Bumi yang layak huni berubah menjadi mirip Venus.
- Serangan aster
Berdasarkan pengamatan sisa planet yang ditemukan di sekitar bintang-bintang lain, Raymond menghitung bahwa sekitar 1 miliar planet mirip Bumi di galaksi pada akhirnya akan dihancurkan oleh pembombardiran asteroid.
- Perubahan Matahari
Bintang seperti Matahari memberi planet yang bisa dihuni lebih banyak waktu untuk bertahan hidup dengan air. Tetapi suhu Matahari juga berubah, perlahan-lahan menjadi lebih terang selama miliaran tahun.
Dalam satu miliar tahun, kata Raymond, planet ini tidak lagi berada di zona layak huni sebab air tidak lagi akan tetap cair di permukaan bumi. Sebaliknya, planet ini akan mengalami efek rumah kaca yang cepat dan akhirnya berakhir seperti Venus.
Ketika bintang seperti Matahari mencapai 10 miliar tahun, ia akan kehabisan hidrogen dan meluas ke suatu tempat antara 100 dan 200 kali ukurannya saat ini. Di tata surya, Venus dan Merkurius akan ditelan oleh bintang, sementara gravitasi Matahari yang berubah akan mendorong Mars dan planet-planet luar semakin jauh. Bumi berada tepat di tepian dan bisa mengalami nasib buruk
Sumber : Detik.com