Tnews.Com- Manado- Menyikapi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rumah Nusantara yang bekerjasama dengan Barisan Masyarakat Adat Sulawesi Utara (Barmas Sulut) menggelar diskusi panel yang digabungkan dengan Webinar, Kamis (26/11) sore bertempat di Casa De Wanea.
Kepada awak media, Risat Sanger mengatakan bahwa digelarnya kegiatan ini untuk melakukan kajian terhadap ancaman nyata dari keutuhan NKRI dari perfektif paham radikalisme. Dengan studi kasus fenomena konsolidasi penolakan dakwah mengenai revolusi akhlak yang dilakukan oleh Habib Rizieq Shihab yang ditolak di sejumlah daerah.
“Dari Rumah Nusantara melihat bahwa ini menjadi ancaman nyata. Karena revolusi akhlak diboncengi dengan tujuan tertentu yaitu merubah NKRI kita. NKRI yang dibawah oleh mereka adalah NKRI yang bersyariah,” ujarnya.
Ditambahkannya, Sulawesi Utara telah menunjukkan kembali bahwa konsentrasi Sulut dalam menjaga keutuhan NKRI. Termasuk ideologi Pancasila memiliki pengalaman dimana Pancasila waktu perdebatan Pancasila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tujuh kata-kata yang menjalankan pemeluknya bersyariah itu di tolak oleh Sulut.
“Hari ini telah menolak paham yang di bawahkan NKRI bersyariah oleh Habib Rizieq Shihab dan kelompoknya. Saya rasa seluruh masyarakat Sulut setuju dengan persoalan ini, bilamana yang kami tolak adalah tujuan mereka, bukan pada perspektif ceramah-ceramah keagamaan dari pemeluknya, akan tetapi kami menegaskan tujuan mereka yang ingin merubah NKRI menjadi bersyariah itu yang kami tolak,” pungkas Sanger.
Lanjut dikatakan Risat, jika kedatangan mereka ke Sulut saya rasa akan menimbulkan resistensi perpecahan di masyarakat Sulut.
“Untuk itu kami meminta aparat keamanan TNI Polri kami dukung sikap tegas mereka, dan kami minta dengan tegas TNI Polri melakukan pencegahan terhadap konsolidasi mereka di daerah-daerah termasuk di Sulut. Karena ika mereka datang ke Sulut saya rasa bakal akan ada ribuan yang akan turun untuk menghadang konsolidasi mereka.” kuncinya
(DVD)