TNews, POLITIK – Jenderal (Purn) Moeldoko ditetapkan sebagai ketua umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) yang berlangsung di Hotel The Hill Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3) kemarin. Penetapan tersebut dilakukan oleh Allen yang menjadi pimpinan sidang KLB meski Moeldoko tidak hadir di ruang sidang. Moeldoko yang tak hadir secara langsung sempat ditelepon oleh pimpinan sidang.
Melalui telepon tersebut, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini sempat menanyakan apakah KLB berjalan sesuai AD/ART dan keseriusan sejumlah kader Demokrat versi KLB yang memilihnya sebagai ketua umum. “Saya ingin tahu keseriusan kalian memilih saya di Demokrat serius apa tidak?” kata Moeldoko lagi. Spontan pertanyaan itu langsung dijawab peserta KLB dengan menyatakan serius.
Ia pun akhirnya terpilih secara aklamasi. Mengalahkan Marzuki Alie yang menghadiri KLB Demokrat secara langsung dan diusulkan oleh para kader dalam sidang sebagai ketua umum. Moeldoko tiba di lokasi KLB Demokrat pada malam hari. Kader menyambut kehadiran ketua umum mereka dengan memberikan jaket Partai Demokrat berwarna biru, ia mengenakan jaket itu kemudian mengepalkan tangan.
“Berbicara leadership, kekuatan panglima ada di tangan kalian semua. Panglima tidak ada artinya kalau tidak memiliki prajurit yang tangguh. Seorang pemimpin tugasnya memberikan kekuatan dan energi kepada komandan di bawahnya, bukan malah melemahkan,” tegas Moeldoko.
Dalam pidato itu ia menilai bahwa KLB Demokrat berjalan sesuai dengan AD/ART dan konstitusional. Bahkan ia juga mengaku mengaku tidak memaksa para peserta untuk memilihnya, sebab semua yang hadir KLB sudah memiliki keyakinan. Merespons hal tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan KLB Demokrat yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum Demokrat tidak sesuai dengan AD/ART dan inkonstitusional.
“Terkait dengan keterlibatan KSP Moeldoko, yang selama ini selalu mengelak, kini terang-benderang. Terbukti ketika diminta oleh para pelaku GPKPD, tadi kita saksikan kita dengar bersama melalui sejumlah media,” kata AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, dikutip Sabtu (6/3).
Ia melanjutkan, “Jadi, jelas bukan hanya permasalahan internal Demokrat. Segelintir kader-mantan kader yang tadi semangat sekali KLB di Sumut, tidak mungkin punya semangat dan keyakinan kalau tidak mendapat dukungan dari KSP Moeldoko.” Moeldoko, kata dia, selalu mengelak dirinya terlibat dalam kudeta.
Namun, kini Moeldoko setuju diangkat sebagai ketua umum Partai Demokrat dari hasil KLB yang dinilai ilegal. “Bagi kami, sikap dan perilaku tersebut bukan lah sikap yang ksatria. Bukan juga sikap yang perilaku sebagai contoh yang baik bagi masyarakat Indonesia, juga generasi muda Indonesia,” kata AHY.
Menurutnya, seluruh bantahan Moeldoko atas keterlibatannya dalam kudeta runtuh saat menerima pinangan tersebut. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menegaskan tindakan Moeldoko tidak mencerminkan sikap teladan. “Katanya ia tidak tahu menahu, tidak ikut-ikutan, tidak terlibat, bahkan mengatakan semua ini adalah permasalahan internal Demokrat. Faktanya KSP Moeldoko bukan kader Demokrat. Jadi jelas bukan hanya permasalahan internal demokrat,” ujarnya.
Sumber : cnnindonesia.com