Bedak Bayi Johnson & Johnson Disebut Jadi Pemicu Kanker

0
164
ilustrasi bedak bayi johnson johnson. (Foto : HiMedik.com)

TNews, KESEHATAN – Bedak bayi keluaran Johnson & Johnson dikaitkan sebagai pemicu kanker. Perusahaan tersebut telah menerima sekitar 38 ribu tuntutan dari konsumen yang mengaku jika paparan produk bayi itu membahayakan mereka. Beberapa tahun belakangan, penjualan bedak itu menurun hingga supliernya mengajukan bangkrut. Kini bedak bayi Johnson & Johnson disebut akan resmi berhenti dijual mulai tahun depan.

Keputusan untuk berhenti menjual bedak bayi Johnson & Johnson yang berbasis talk sebenarnya telah diumumkan sejak 2020. Tapi ketika itu baru dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada. Baru-baru ini, perusahaan yang memproduksi obat-obatan dan peralatan medis asal AS tersebut mengatakan akan menyetop penjualan secara global. Dikatakan jika mereka sudah mengganti bahan yang dianggap menjadi pemicu kanker.

“Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portfolio bedak bayi berbasis tepung jagung,” tulis Johnson & Johnson dalam rilis.

Ketika pertama kali dituntut pelanggan dan penyintas dari bedak talk yang menyebabkan kanker, Johnson & Johnson mengelak tuduhan. Mereka mengatakan jika bukti sains dan persetujuan secara berkala telah menunjukkan bahwa talk tersebut aman dan bebas dari asbestos. Tapi akhirnya perusahaan setuju untuk menarik semua produk. Pengadilan pun telah memutuskan jika J&J gagal memberi peringatan bahwa itemnya bisa berpotensi bahaya.

Salah satu wanita yang pernah mengajukan tuntutan adalah Jackie Fox. Wanita tersebut sebelumnya pengguna bedak bayi selama 35 tahun. Dianggap tidak berbahaya apalagi ditujukan untuk bayi, ia malah didiagnosa kanker ovarium yang diprediksi dipicu karena produk tersebut. Jackie akhirnya meninggal pada 2015.

Pada 2018, investigasi Reuters mengungkap bahwa J&J sebenarnya sudah lama tahu bahwa bedak bayi berbasis talk yang mereka produksi mengandung asbes. Tapi mereka menolak jika produk tersebut disebut berbahaya dan bisa menyebabkan kanker.

Sumber : Detik.com

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.