TNews, TIDORE MALUKU UTARA – Proyek dikerjakan Balai wilayah sungai Propinsi Maluku (BWS) belakangan ini diprotes warga kelurahan Tosa kota Tidore kepulauan (Tikep).
Aksi Protes warga tersebut ditunjukkan dengan membentangkan spanduk bertuliskan ‘Masyarakat Kelurahan Kosa Menolak Pemindahan Lokasi Proyek Pembangunan Kontruksi Pengaman Abrasi Pantai Dari Tosa Ke Jiko Cobo’, protes dikabarkan buntut dari plang proyek.
Dan Itu dibenarkan langsung oleh kepala kelurahan (Lurah) Tosa, Arfa Kene, ketika dihubungi pelaku media, Jum’at, (21/10), pekan kemarin.
Ia mengatakan, pada tanggal 15 Oktober akhir itu, sejumlah warga kelurahan Tosa sempat memprotes, keberatan warga itu digaungkan. Lantaran enggan menerima pekerjaan pengaman abrasi pantai dibagun pada kelurahan Jiko Cobo.
Pasalnya dibilangnya, informasi dicantumkan pada papan proyek tersebut, dijumpai diarahkan ke kelurahan Tosa, padahal didalam papan proyek itu telah diterangkan secara detail melalui plang proyek soal kejelasan tempat pekerjaan tersebut.
Kesalahan nomenklatur itu juga dibilangnya, dibenarkan juga oleh Bina Marga, mereka mengaku, bahwa ada kesalahan komunikasi yang terbangun, penjelasan tersebut, diakuinya diperoleh sesudah dirinya berkomunikasi langsung dengan pihak Bina Marga.
“jadi saya bilang, ini nomenklaturnya jelas, mengapa harus dikasih pindah di kelurahan Jiko Cobo, ternyata mereka menjawab ini kesalahan Balai Bina Marga,” ungkapnya.
Sementara itu, hal serupa juga turut disampaikan demikian oleh Balai Wilayah Sungai Propinsi Maluku Utara sekarang ini menangani proyek tersebut sesudah dialihkan dari Bina Marga.
Dan itu diketahui diungkapkan oleh Pejabat pembuat komitmen (BWS) Safrudin Usman, (19/10) sewaktu itu.
Dia bilang, Ini hanyalah masalah nomenklatur saja, dan disitu pula Iapun mengaku telah memberitahukan kepada kepala kelurahan Tosa maupun pihak kecamatan (Camat) Tidore Timur di wilayah setempat.
“Jangan sampai masyarakat bilang nomenklatur ini ada Tosa tapi tra kerja di sini, Karena memang sudah dari awal mis komunikasi disitu” pungkasnya.
Reporter : Amat Wijaya