TNews, BANGGAI – Ratusan masyarakat desa Tuntung kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, mendatangi kantor camat Bunta.
Kedatangan Masyarakat Tuntung ini tak lain adalah untuk mengikuti pertemuan dengan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten Banggai terkait persoalan yang terjadi di desa Tuntung.
Dari pantauan media ini, Masyarakat Tuntung ikut pertemuan dengan pemerintah Kabupaten yang diwakili oleh Dinas PMD, Staf khusus bupati, camat Bunta, Kapolsek Bunta, Dandaramil, kepala desa Tuntung, dan Tokoh Adat Bosanyo Bunta.
Pertemuan berlangsung panas, dimana Masyarakat terus meneriaki agar kades harus mundur. “Kades mundur dan itu harga mati,” teriak masyarakat di dalam ruang pertemuan Kantor camat Bunta,Sabtu 4 Februari 2023.
Pasalnya, Masyarakat merasa tidak puas dengan pertemuan yang digelar di kantor camat, sebab bupati yang mereka harapkan bisa bertemu dan memberikan solusi atas persoalan yang sedang terjadi di Desa Tuntung, pun tidak hadir.
Dari informasi yang di himpun media ini Bupati Banggai masih ada di kegiatan lain.
Mendapatkan informasi tersebut masyarakat tetap bertahan di halaman kantor camat dan menunggu kepastian apakah mereka bisa bertemu dengan Bupati Banggai.
“Kami akan tetap bertahan di sini sebelum ada keputusan dari pak bupati. Ini persoalan sudah sangat krusial sebab jika tidak ditindak lanjuti oleh pihak terkait maka akan panjang persoalannya, sehingganya kami berharap persoalan ini segera di selesaikan. Intinya kami minta kades Tuntung turun dari jabatannya sebagai kades, iya kami minta kades di copot,” pinta salah satu warga yang di iyakan sejumlah warga Tuntung lainya.
Sementara itu, kepala dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Banggai Amin Djumail mengaku akan menyampaikan tuntutan masyarakat ke bupati.
“Masyarakat bersabar dan tenang dan tidak anarkis dalam menyampaikan pendapat, Senin kita kembali lakukan pertemuan membahas persoalan ini,” ujar Kadis.
Begitu juga melalui staf khusus bupati Abdul Ukas, akan segera menyampaikan keluhan Kepada pak bupati.
“Insya allah kita sampaikan persoalan ini agar segera ditindak lanjuti,” tukasnya.
Terpisah Sukarno Tamanggola selaku wakil ketua Adat Desa Tuntung mengatakan bahwa, sudah harga mati kades harus turun dan dicopot dari jabatannya.
“Ada dua persoalan yang mendasar mengapa kami lakukan aksi demo. Pertama kades ingin mengambil alih persoalan dana jaminan sosial dari perusahan PT KFM, dimana dana jaminan sosial dari perusahaan yang dulunya d kelola oleh panitia desa, itu hari ini dia mau perdeskan ,itu yang kami tidak setuju,” tegas tokoh masyarakat Tuntung.
Ditambahkan selain persoalan dana dari perusahaan, ada juga yang dinyatakan kades yang sangat menyakitkan hati masyarakat Tuntung.
“Itu yang kami sesalkan dan kami tidak mau lagi di pimpin oleh kades ini harga mati kades copot,” tegasnya.
Sukarno berharap agar keluhan masyarakat ini ditindaklanjuti agar Kamtibmas di Desa Tuntung tetap aman dan kondusif.
“Diketahui ada sekitar 400 dukungan mosi tidak percaya kepada kepala desa Tuntung.Kalau saya bawa datanya saya perlihatkan sama bapak,” ucap Sukarno.
Di sisi lain, Bosanyo atau ketua Adat Kecamatan Bunta yang biasa dia sapa om Ding, juga berharap kepada Masyarakat Tutung agar tetap tenang.
“Iya saya sudah berkomunikasi dengan Tumundo dan menyampaikan semua persoalan yang terjadi di Desa Tuntung. Saya berharap masyarakat pulang saja kerumah insyallah persoalan ini akan menjadi perhatian penting bagi kita semua,” singkatnya sambil menenangkan Masyarakat yang sempat panas di didepan kantor camat Bunta.
Terpisah kepala desa Tuntung Mariono Yusuf saat dikonfirmasi melalui nomor WA terkesan enggan menanggapi persoalan itu. “Besok saja pak saya mau rehat dulu, besok saja,” singkat Kades.
Reporter : Dales Lantapon