TNews, Minut Sulawesi Utara – Kondisi gagal tumbuh pada bayi, Balita dan anak-anak atau Stunting perlu mendapatkan perhatian bersama, hal ini mendasari sehingga pemerintah desa Waleo Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara yang dibuka langsung hukum tua Waleo Juliana Rumambi
Juliana mengatakan Rembug Stunting ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik tingkat kecamatan maupun di desa Waleo sendiri. Dan ke depan hasil rembuk ini akan menjadi usulan dalam Musrenbang desa yang juga secara berjenjang ke tingkat Kabupaten hingga tingkat pusat.
Kegiatan yang dihadiri langsung Camat Kema Daniel Kumenaung, SE, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Kema Maria Kumenaung-Metia, Sekretaris Kecamatan Kema Israel Pangemanan, SH, Kepala Puskesmas Kema Dr. Ezra Suatan, Ahli Gizi Fransiska Lasamahu, Hukum Tua Waleo Juliana Rumambi, Ketua BPD Herman Gerung, Sekretaris Desa Anggreiny Tuegeh serta perangkat dan para kader kesehatan, pendamping desa dan peserta lainnya.
Dalam melaksanakan musyawarah ini, Kepala Puskesmas Kema Dr. Ezra Suatan memaparkan secara teoritis pengertian, pencegahan dan penanganan Stunting.
Dalam hal dalam pencegahan Stunting Suatan menyebutkan pentingnya pemberian nutrisi yang sehat bagi anak bayi dan balita bahkan ibu hamil dan menyusui sehingga peluang terjadinya stunting semakin kecil di wilayah ini.
“Selain makanan dengan gizi yang seimbang, lingkungan juga dapat menyebabkan anak gagal tumbuh karena menyebabkan sebuah penyakit apalagi lingkungan kita kotorr. Dan lagi anak yang diberikan makanan dalam kemasan tidak sehat serta anak berpotensi mengalami obesitas. Yang terpenting selain mengkonsumsi makanan sehat, kita harus melaksanakan hidup bersih, melaksanakan aktivitas fisik, memantau berat badan,” jelas dokter Ezra.
Ka Puskesmas Kema ini kemudian menghimbau kepada orang tua yang memiliki bayi agar mengatur dan membatasi penggunaan Gula, Garam dan minyak goreng untuk bayi. Takaran konsumsi untuk Gula sebanyak 4 sendok makan, Garam 1 sendok teh, Minyak Goreng 5 sendok makan, kemudian diberikan Minum Air putih 8 gelas.
Terungkap dalam Rembug ini, kelompok berisiko tinggi masalah Stunting terdapat pada ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, wanita baru menikah dan
remaja putri.
Yenny Makalew perwakilan kader kesehatan Waleo mengusulkan dilaksanakannya Bina Remaja dalam hal pencegahan Stunting serta tetap melanjutkan Pemberian Makanan Tambahan.
“Yang terpenting saat ini adalah pencegahan sejak dini yakni ketika para remaja putri sudah diberikan pemahaman terkait Stunting, sehingga dapat meminimalisir Stunting akibat pernikahan anak, pola hidup yang keliru. Dibandingkan yang lain kami cenderung memfokuskan usulan pencegahan Stunting kepada anak remaja putri,” ujar Yenny.
Camat Kema mengulas terkait Pencegahan Percepatan Penanggulangan Stunting yang merupakan. Program nasional yang dilaksanakan seluruh Indonesia.
“Saat ini kami dituntut bergerak cepat mengantisipasi dengan melaksanakan sosialisasi pencegahan yang dilakukan lewat berbagai momentum untuk menghimbau perbaikan gizi anak dan ibu hamil serta membangkitkan kesadaran kepada seluruh lapisan masyarakat terkait permasalahan Stunting yang adalah masalah Nasional. Mari bersama bersama mencari jalan keluar terkait pencegahan walaupun memang terbatas penganggarannya,” sebut Daniel.
Ketua BPD Herman Gerung mengatakan Rembug yang dilaksanakan ini adalah pra musdes untuk RKPD tahun anggaran 2024 mendatang.
Kegiatan ini juga diwarnai dengan pelaksanaan dapur stunting oleh kader kesehatan desa Waleo. (Penulis Meiyer Tanod)