TNews, SULUT – Keluhan masyarakat di wilayah kepulauan Sangihe terhadap kebijakan pemadaman aliran listrik oleh PT PLN sehingga sering mati lampu tidak hanya satu jam tetapi telah mencapai 12 jam setiap hari dinilai sudah merugikan masyarakat. Terkait kondisi ini Anggota DPRD Sulut Meyke Lavarence angkat bicara dan menyayangkan kebijakan PLN yang terkesan cuek dengan keluhan masyarakat.
“Pemadaman listrik menjadikan kondisi masyarakat merugi karena harus mengeluarkan anggaran lebih untuk menanggulangi biaya yang ditimbulkan akibat pemadaman aliran listrik dan anehnya bukan dicarikan solusi tetapi semakin lama pemadaman justru dilakukan berjam-jam,” tegas Lavarence.
Politisi Partai Golkar yang saat ini duduk sebagai Anggota Komisi I DPRD Sulut juga mempertanyakan tanggungjawab Pimpinan PLN yang terkesan cuek dengan kondisi yang terjadi di masyarakat.” Harusnya Manager PLN area Sangihe malu dengan apa yang dialami masyarakat di Kabipaten Sangihe yang sedang bergumul dengan kondisi pemadaman listrik, dan PLN tidak konsisten dengan apa yang diucapkan,” ungkap Lavarance.
Sementara itu terkait pemadaman listrik di Kabupaten Sangihe Uray Aminin Asrm Distribusi PLN Sulutenggo mengatakan pihaknya telah melakukan upaya untuk mengatasi pemadaman di Wilayah Kabupaten sangihe dan setelah tanggal 15 Oktober 2023 kendala pemadaman listrik di Kabupaten Sangihe sudah bisa diatasi.” Akan ada dua unit mesin pembangkit dari ambon ke sangihe dan untuk percepatan kami telah menyiapkan mobail genset dan Devisit atau Kekurangan sudah mulai diatasi,” ungkap Uray sambil menegaskan paling tidak dengan upaya yang dilakukan sudah akan mengatasi pemadaman listrik di Kabupaten Sangihe.
“Per 10 Oktober Devisit 2 mega yang menyebabkan pemadaman sudah turun menjadi 1,5 mega, mudah – mudahan kekurangan sudah bisa teratasi jika 2 unit mesin pembangkit sudah tiba.” Kata Umay meyakinkan jika masalah pemadaman listrik di Sangihe sudah bisa teratasi.
Sheraa Umboh