TNews, KOTAMOBAGU – Maraknya praktik kampanye uang di media sosial menjelang Pilkada 2024 di Kotamobagu mengundang kecaman keras dari Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (MAPILU).
Ketua MAPILU, Rubianto Suid, menegaskan bahwa taktik kotor ini menghancurkan nilai demokrasi yang jujur dan adil, serta memperlihatkan lemahnya komitmen para kandidat terhadap visi dan misi yang seharusnya menjadi fokus utama.
“Kampanye dengan uang menunjukkan bahwa kandidat tak peduli pada pembangunan, hanya pada kekuasaan,” ujar Rubianto.
Praktik ini, lanjutnya, mengajarkan masyarakat bahwa suara mereka hanya seharga lembaran uang, dan masa depan Kotamobagu bisa dibeli oleh mereka yang memiliki kantong tebal, bukan kemampuan untuk memimpin.
Lebih parah lagi, jika kandidat terpilih melalui politik uang, potensi korupsi dan penyalahgunaan APBD sangat besar.
“Masyarakat yang akan menderita, karena uang daerah bisa terkuras untuk membayar utang politik,” tegas Rubianto.
Ia mendesak Bawaslu untuk bertindak cepat sebelum praktik kotor ini menghancurkan seluruh proses Pilkada.
Fenomena ini menjadi ancaman nyata bagi demokrasi Kotamobagu.
Hanya dengan menghentikan politik uang, Pilkada bisa berjalan sesuai asas jujur dan adil, membawa pemimpin yang benar-benar berkomitmen membangun daerah, bukan yang hanya ingin membeli kekuasaan. (**)