TNews, SULUT — Di balik sorotan publik dan kerasnya tuntutan sebagai seorang kepala daerah, siapa sangka bahwa Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, menyimpan sisi lain yang begitu sederhana dan menyentuh hati.
Sabtu malam, kediaman resmi Gubernur Yulius diwarnai suasana hangat dan penuh cinta. Sekitar pukul 22.25 Wita, dalam unggahan yang dibagikan sang istri melalui siaran langsung di media sosial, publik disuguhkan momen langka namun penuh makna: seorang pemimpin yang tak ragu menanggalkan atribut kekuasaan untuk menjadi seorang ayah, suami, dan pribadi yang bersyukur.
Tampak Gubernur Yulius memetik gitar dengan lembut, mengalunkan lagu rohani “Aku Hendak Bersyukur” bersama keluarganya. Tak ada podium, tak ada kamera resmi, hanya ruang tamu sederhana, tawa kecil, dan harmoni suara yang tulus dari hati.
Malam itu, kehangatan keluarga mengalahkan dinginnya rutinitas birokrasi. Bagi banyak orang, ini mungkin sekadar momen biasa. Namun bagi mereka yang menyaksikannya, terlihat jelas pesan mendalam yang disampaikan tanpa kata: bahwa kepemimpinan sejati berakar dari rumah, dari nilai-nilai kasih, syukur, dan kerendahan hati.
“Pemimpin seperti ini yang patut jadi panutan. Tidak hanya tegas, tapi juga punya hati yang hangat,” tulis seorang warganet yang ikut tersentuh oleh siaran tersebut.
Dalam dunia yang sering dipenuhi pencitraan semu dan jarak antara pemimpin dan rakyat, Gubernur Yulius justru menunjukkan sisi kemanusiaan yang tulus dan merakyat. Bukan melalui pidato atau program kerja, tapi lewat kebersamaan sederhana di rumah — tempat di mana semua bermula dan kembali.
Lewat lagu yang ia lantunkan, seolah Gubernur Yulius ingin mengajak kita semua untuk berhenti sejenak, melihat ke dalam diri, dan mengucap syukur — tak peduli seberapa berat tanggung jawab yang kita pikul.
Karena mungkin, di situlah letak kekuatan pemimpin sejati: bukan pada kekuasaan yang ia miliki, tapi pada hati yang ia jaga.*
Peliput: Meiyer Tanod






