TNews, SULUT – Posisi Sulut terlebih daerah kepulauan yang merupakan daerah terluar yang berbatasan langsung dengan Filipina menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan internasional. Tingginya angka kejahatan transnasional di Sulut didominasi ilegal fishing, terorisme, perdagangan bebas serta jual beli senjata ilegal. Sebagaimana diungkapkan Anggota DPRD Sulut Winsulangi Salindeho dalam dialog interaktif nasional Rumah Nusantara Sulut, Rabu (3/5/2021), tingkat kejahatan internasional terbesar di Sulut melalui daerah kepulauan adalah ilegal fishing.
“Masalah daerah perbatasan salah satunya ilegal fishing serta kriminal jual beli ikan di tengah laut. Jadi, nelayan lintas internasional itu melakukan tindakan kejahatan jual beli ikan di tengah laut,” ungkap Winsulangi Salindeho. Selain itu, lanjut mantan Bupati Sangihe ini mengungkapkan permasalahan kejahatan berikutnya adalah terorisme. “Kedua yakni permasalahan teroris. Sebelum pandemi, isu terorisme menjadi isu hangat. Ini bisa saja terjadi, karena para terorisme dilatih di negara luar kemudian masuk Indonesia melalui daerah kepulauan,” tegasnya.
Adapun permasalahan lainnya, lanjut tokoh masyarakat Nustar ini adalah narkoba dan peredaran atau jual beli senjata ilegal. “Untuk perdagangan manusia tidak terjadi di daerah perbatasan,” akunya. Hal tersebut, lanjut Salindeho dikarenakan daerah kepulauan adalah daerah perbatasan yang penuh keterbatasan. “Daerah kepulauan adalah daerah perbatasan yang penuh keterbatasan misalnya dari sisi pendidikan maupun infrastruktur sehingga menjadi wilayah yang dimanfaatkan para penjahat lintas negara,” tutupnya.
Sumber : beritamanado.com