TNews, SEHAT – Baru-baru ini, media sosial dibuat geger oleh video viral pasangan gancet. Dalam video tersebut, warga berbondong-bondong mendatangi pasangan gancet yang menangis minta tolong ‘dicopot’. Sebenarnya, apa sih yang harus dilakukan untuk menangani gancet?
Spesialis obstetri ginekologi dan praktisi medis vaginismus, dr Robbi Asri Wicaksono, SpOG dari RS Limijati, Bandung, menerangkan gancet atau dalam dunia medis disebut ‘penis captivus’ adalah fenomena nyata, bukan sekedar mitos apalagi azab zina.
Dalam kondisi tersebut, penis menyangkut di dalam vagina saat melakukan hubungan seks. Umumnya, hal ini disebabkan vaginismus atau penyakit otot dinding vagina kaku di luar kendali. Namun, gancet sebenarnya amat jarang ditemukan lantaran pada pengidap vaginismus, umumnya penetrasi sama sekali tak bisa dilakukan.
“Fenomena gancet ini nyata. Dua orang sedang melakukan aktivitas seks tetapi satu saling menempel dengan yang lain pada area kelaminnya. Fenomena gancet ini fenomena yang nyata,” terangnya pada detikcom melalui program e-Life, Jumat (10/9/2021).
Alih-alih menggerebek dan mengejek, dr Robbi mengingatkan bahwa pasangan gancet memerlukan penanganan medis secepat mungkin. Sebab bukan mustahil, kondisi gancet menyebabkan kematian lantaran sang pria atau wanita kehabisan napas dalam kondisi tubuh saling tumpuk.
Jika mengalami atau melihat pasangan gancet, segera hubungi atau bawa ke rumah sakit dengan layanan UGD dan anestesi. dr Robbi menegaskan, menarik paksa penis dari vagina tidak akan menyelesaikan gancet.
“Ini imbauan untuk masyarakat di luar sana bila anda menemukan kasus seperti itu segera bawa mereka ke UGD rumah sakit dengan fasilitas kamar operasi. Kamar operasi ini bukan lantas pasien dilakukan operasi sama sekali bukan. Tapi dua pasien itu harus dilakukan pembiusan total,” beber dr Robbi.
“Jangan panik dan jangan lagi mencoba menarik-narik, kemudian segera meminta tolong dan mestinya saat ini adanya telepon seluler sudah sagat lazim. Segera kondisikan agar mereka berdua ini bisa dibawa ke dokter spesialis anestesi,” pungkasnya.
Sumber : detik.com