TNews, SEHAT – Selama isolasi mandiri, penting untuk mengatur tingkat stres selain konsumsi obat-obatan secara teratur dan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Hanya saja yang kerap terjadi, Anda merasa diri baik-baik saja dan yakin bisa melalui isolasi mandiri hingga tuntas.
Pada kenyataannya, timbul keluhan tambahan mulai dari muntah, rambut rontok sampai keringat berlebih. Awalnya, ada kecurigaan ini gejala Covid-19, tetapi ternyata deret gejala tambahan ini adalah tanda Anda sedang stres.
- Muntah
Stres bisa memicu muntah-muntah, meski Anda merasa tidak salah memilih makanan. Tracy A. Dennis, profesor rekanan di departemen psikologi di Hunter College, City University of New York, mengatakan emosi apapun bisa mengakibatkan respons fisik yang kompleks.
“Perubahan fisiologis dan neuroendokrin yang terkait dengan emosi ini memengaruhi semua aspek tubuh kita, termasuk sistem pencernaan,” jelas Dennis.
Intensitas emosi memicu gangguan pencernaan langsung misal, sakit perut, mual, muntah hingga diare.
- Rambut rontok
Ada beberapa alasan rambut bisa rontok, salah satunya stres. Stres dan kerontokan rambut berkaitan dengan kondisi alopecia areata yakni, gangguan autoimun di mana sel darah putih menyerang folikel rambut sehingga rambut rontok.
terdapat telogen effluvium yakni kondisi ekstrem kerontokan rambut akibat stres. Kondisi ini ditandai dengan kerontokan rambut secara tiba-tiba hingga 70 persen.
Menurut American Osteopathic College of Dermatology, kondisi kerontokan seperti ini biasanya dipicu peristiwa yang membawa stres berat seperti kehilangan anggota keluarga atau keguguran.
- Nyeri rahang atau sakit gigi
Tiba-tiba rahang atau gigi terasa sakit? Patut dicurigai Anda dalam kondisi stres yang intens. Menggertakkan gigi atau bruxism kadang jadi sesuatu yang disadari atau tidak disadari. Kebanyakan orang tanpa sadar melakukannya saat tidur, sehingga timbul sakit luar biasa saat terbangun.
- Terus merasa haus
Selama isolasi mandiri, Anda disarankan untuk memenuhi kebutuhan cairan. Namun entah mengapa, Anda terlalu sering merasa haus meski kebutuhan cairan rasanya sudah terpenuhi. Jika seperti ini, Anda bisa saja mengalami dehidrasi karena terlalu stres.
Robert Kominiarek, dokter keluarga di Springboro, Ohio, menjelaskan saat tubuh memompa hormon stres, kelenjar adrenal bekerja terlalu keras dan lelah. Kelenjar adrenal juga bertugas memproduksi hormon aldosteron yang membantu mengatur kadar cairan dan elektrolit tubuh.
“Kelelahan adrenal berkembang, produksi aldosteron Anda turun, sehingga memicu dehidrasi dan kadar elektrolit rendah,” jelas Kominiarek mengutip dari Insider.
- Gampang lupa
Stres bisa membuat Anda kesulitan mengingat detail suatu hal, padahal Anda baru saja mendiskusikannya dengan teman. Stres ternyata berdampak pada hipokampus otak.
Jeffrey Rossman, psikolog, menyebut stres kronis dalam mengekspos hipokampus yakni bagian otak yang mengontrol memori jangka pendek. Akibatnya, otak kesulitan mengingat sesuatu.
- Keringat berlebih
Tubuh memiliki mekanisme menurunkan suhu dengan berkeringat. Namun keringat ternyata bisa timbul saat Anda stres. Adrenalin mendorong tubuh bereaksi lebih cepat saat menghadapi situasi yang mengancam.
George Preti dari Monell Chemical Senses Center, lembaga penelitian ilmiah di Philadelphia, menyebut keringat dipicu respons stres atau ‘fight or flight’. Saat tubuh merasakan lonjakan adrenalin, terjadi respons lewat kelenjar keringat yang terlalu aktif di titik tertentu seperti ketiak, tangan, dan kaki.
Sumber : cnnindonesia