TNews, YOGYAKARTA – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan “Sosialisasi dan Deklarasi Pemilu Damai Tingkat Kota Yogyakarta” yang berlangsung pada tanggal 18 Oktober di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari Pemerintah Kota Yogyakarta, Kepolisian, TNI, Ketua KPU Kota Yogyakarta, KPU Sleman, KPU DIY, Bawaslu Kota, 18 partai politik, PPK dan PPS, serta tenaga pendukung Kemantren dari 14 Kemantren se-Kota Yogyakarta.
Dalam konferensi persnya di balai kota, Selasa (17/10/2023) Widyastuti, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta mengatakan, kegiatan itu mempunyai tujuan memberikan edukasi politik kepada masyarakat, meningkatkan keselarasan pemilu damai, dan mendorong partisipasi aktif dalam pemilu.
“Pemilu dapat dimaknai juga sebagai arena konflik legal untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan. Dalam hal ini, konflik yang legal harus dimaknai dalam bingkai bernegara, sehingga konflik harus menghindarkan perpecahan dan dis-integrasi. Hal inilah kemudian yang menjadi tugas semua pihak untuk menjadikan pemilu sebagai hal yang menyenangkan dan menggembirakan, baik bagi penyelenggara, pengawas, peserta, maupun masyarakat Kota Yogyakarta.”
Widyastuti menambahkan, Sosialisasi dan Deklarasi Pemilu Damai 2024 hadir sebagai pengingat bahwa arti pentingnya pemilu sebagai pesta demokrasi adalah sebuah keharusan menjaga kondusivitas dalam pemilu serta memastikan pemilu yang damai dan bermartabat, karena mengingat potensi ketegangan, perpecahan, dan kekerasan dalam dinamika politik.”
“Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada sosialisasi pemilu damai, namun mengajak seluruh peserta dan perwakilan 18 partai politik di 14 Kemantren se-Kota Yogyakarta mendeklarasikan disertai ‘tapak astan’, untuk tetap berkomitmen menjaga serta mewujudkan situasi yang kondusif damai dan menggembirakan dalam pesta demokrasi 2024.”
“Deklarasi pemilu damai tanggal 18 Oktober dimulai pukul 14.00 WIB dari gedung DPRD DIY hingga Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.”
Ada 3 poin deklarasi yang diucapkan bersama pada tanggal 18 Oktober 2023 di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret. Pertama, siap turut serta berperan aktif dalam mewujudkan situasi yang kondusif, damai, dan menggembirakan dalam pesta demokrasi tahun 2024. Poin kedua, menolak segala bentuk pelanggaran dalam pesta demokrasi tahun 2024. Dan poin yang ketiga, menjadikan pemilu 2024 sebagai sarana integrasi bangsa dan masyarakat Kota Yogyakarta.
Selain itu, KPU Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta juga mengadakan Kirab Pemilu 2024, kirab 18 bendera peserta partai politik. Jumlah peserta kirab sekitar 600-700 orang, pelaksanaannya tanggal 18-23 Oktober 2023.
“Subtansi utama kirab pemilu adalah mengenalkan peserta pemilu, sosialisasi pada masyarakat dan nanti endingnya kita mengajak warga masyarakat untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada tanggal 14 Februari 2024. Partisipasi yang bisa diukur adalah datang ke TPS,” ujar Franky Agitawan Mahendra selaku komisioner KPU Kota Yogyakarta menambahkan.
Bakesbangpol dalam rangka pelaksanaan program Penguatan Ideologi Pancasila dan Karakter Bangsa juga menyelenggarakan Gelar Kebangsaan Kota Yogyakarta pada tanggal 20 Oktober, mulai pukul 18.00-22.00 WIB di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret. Gelar Kebangsaan ini merupakan pertunjukan seni yang mengandung unsur-unsur kebangsaan, dikemas dalam konsep tari, musik, dan komedi, sehingga masyarakat lebih mudah menerima pesan yang akan disampaikan melalui pertunjukan seni tersebut.
Gelar Kebangsaan ini melibatkan 13 grup seni, 3 komedian, 400 undangan dan ribuan penonton di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, titik 0 kilometer Kota Yogyakarta. Tema yang diusung adalah ‘Biar Beda Tetap Indonesia’, menghadirkan para juara ajang Mahardika Nada Nusantara tahun 2023. Bakesbangpol Kota Yogyakarta akan membawakan Single terbaru lagu bertema kebangsaan, produksi Bakesbangpol Kota Yogyakarta.
“Kami berharap, melalui Sosialisasi dan Demokrasi Pemilu Damai bisa mewujudkan pemilu damai dan bermartabat, serta mampu menjadi sebuah sarana integrasi bangsa, menciptakan pesta demokrasi yang membahagiakan. Serta dengan adanya kegiatan Gelar Kebangsaan ini diharapkan masyarakat dapat memaknai kebhinnekaan bangsa Indonesia sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman dan perbedaan suara saat pemilu tidak serta merta bisa memecahkan dan menghalangi masyarakat untuk tetap bersatu dalam kebhinnekaan,” pungkas Widyastuti.*
Reporter : Clementine