TNews, SULUT – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak akan mudah meraih kemenangan di Pilkada Sulut 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan Pengamat politik dan pemerintahan, Taufik Manuel Tumbelaka. Ia menilai Pilkada Sulut 2024 akan lebih berat bagi PDI Perjuangan (PDIP).
Meski begitum, Ia memberin aprsiasi atas Langkah PDI Perjuangan melakukan melakukan strategi penjaringan bakal kandidat guna memaksimalkan probabilitas kemenangan.
“PDIP agak berat, karena ada beberapa Pilkada di Sulut yang akan tidak mudah dihadapi PDI Perjuangan, salah satunya Pilkada Gubernur Sulut,” ujar Tumbelaka.
BACA JUGA : Caleg Terpilih PDIP di Sulut Bakal Tak Dilantik, Instruksi Langsung Ketum Megawati
Ia menjelaskan, dua kali Pilkada Gubernur Sulut bisa ditaklukan PDI Perjuangan dengan raihan mayoritas tunggal atau 50 plus 1 atau suara diatas 50%. Ini selain karena faktor mesin politik atau partai politik juga tidak terlepas dari faktor figur duet Olly Dondokambey – Steven OE Kanduw (OD-SK).
“Nah, Untuk Pilgub 2024 akan berbeda situasi. Ada situasi dimana OD tidak akan tampil kembali. Jadi harus ada kiat politik yang harus dibuat. Kiat politik yang bernas diperlukan guna mengantisipasi beberapa hal,” ujarnya.
Yang harus dilakukan PDIP Sulut kata Tumbelaka, adalah mengantisipasi kekuatan lawan, seperto Christiany E Paruntu (CEP) yang sudah dapat SK dari Partai Golkar (PG), dan Elly E Lasut (E2L) yang sudah dapat SK dari Partai Demokrat.
“CEP sedang mendapat momentum bagus dan potensi kekuatannya terlihat di Pileg lalu, hanya untuk mengamankan 1 kursi PG di DPR RI, CEP yang notabene konsentrasi di Pilgub Sulut dapat mengamankan 1 kursi. Demikian pula dengan E2L yang mendukung penuh Sang Puteri untuk DPR RI dapat mengantar menjadi suara terbanyak,” jelas Tumbelaka.
Selain itu, fenomena suara terbanyak DPR RI dan DPD RI daerah pemiihan (dapil) Sulut, dimana suara terbanyak tidak diperoleh oleh sosok yang dianggap dekat dengan PDI Perjuangan dan OD.
“Sosok Rio Dondokambey dan Adriana Dondokambey tidak dianggap publik otomatis sebagai identifikasi dengan prosentase tinggi terhadap sosok OD,” kata Tumbelaka.
Oleh karena itu kata Tumbelaka, PDI Perjuangan harus menentukan dengan cermat siapa calon gubernurnya. “Apakah SK, Joune Ganda (JG) yang saat ini sukses mendobrak dengan menjadi Bupati Minut, James Sumendap (JS) yang sukses dua periode Bupati Mitra dan Maurits Mantiri (MM) yang berhasil mengembalikan kewibawaan PDI Perjuangan dengan menjadi Walikota Bitung,” rincinya.
Tambah Tumbelaka, sedangkan calon Wakil Gubernur (Wagub) juga akan berpengaruh signifikan, PDI Perjuangan mempunyai sejumlah kader kuat untuk menjafu calon Wagub, antara lain Joune Ganda, James Sumendap, Maurits Mantiri atau dua politisi perempuan Yasti Supredjo dan Vanda Sarundajang
“Bisa juga mengambil dari latar belakang birokrat seperti Asiano Gammy Kawatu (AGK) atau Gemmy Kawatu atau birokrat perempuan Rinny Tamuntuan (Kepala Dinas Sosial Sulut) yang sedang moncer sebagai Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe,” katanya.
Lanjut Tumbelaka, dengan konstelasi dan peta politik pasca Pilpres dan Pileg 2024, PDI Perjuangan harus berhitung sangat cermat.
“Jika tidak maka asa meraih hattrick atau kemenangan tiga periode dalam Pilgub Sulut akan bermuara kepada jauh panggang dari api alias kalah,” tandasnya. (**)