TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Kurang lebih 10 tahun menggeluti Usaha Kue Basah, Dewi Hartini Paputungan (44), warga Kelurahan Sinindian, Kecamatan Kotamobagu Timur, berhasil menembus pasar Bolaang Mongondow Raya.
Jenis kue basah yang dikembangkan adalah Bolu Murni, Pia Murni serta Kabesa Murni.
Disambangi TOTABUANEWS, Rabu (09/05/2018), perempuan tiga anak yang akrab disapa Mama Rahmat, ini mengaku bisa memasarkan 600 picis kue basahnya.
“Dalam sehari bisa mencapai empat hingga lima sak terigu yang dicetak sebanyak 4000 biji yang dihasilkan. Cara membuatnya, cukup mudah, dengan merebus gula merah hingga cair kemudian didinginkan selama satu hari, kemudian dicampur dengan tepung terigu dan telur hingga berbentuk adonan,” terangnya.
Untuk pemasaran kata Dia, masih dalam skala Bolaang Mongondow Raya (BMR). Sebab, Dirinya belum punya cukup banyak modal untuk memperluas usaha dagangnya.
“BMR sampai Kabupaten Minahasa Raya. Namun untuk skala Manado itu belum karena terkendala modal, tapi kedepan sudah ada perencanaan untuk pemasaraanya yang lebih luas. Dengan penjualan, Rp 1000 perkuenya,” katanya.
Tak tanggung-tanggung, dalam sebulan penghasilannya bisa mencapai kurang lebih 30 juta. Biasanya untuk modal beli tepung 18 juta, beli gula merah dan pembayaran gaji untuk 7 karyawan masing-masing 700 ribu per karyawan.
“Pendapatan tersebut sudah cukup lumayan, karena selain penjualan, Kami juga sudah ada langganan pesanan sebanya 600 hingga 700 pak per harinya,” jelasnya.
Industri rumahannya pernah mendapat bantuan dari pemerintah berupa satu Unit oven pada 2015 lalu. Namun, Ia juga berharap pemerintah kembali memberikan sentuhan bantuan berupa mesih cetak label.
“Sudah ada juga yang dari manado menawarkan pemakaian label pada kue tersebut. Tapi itu harus dibayar Uang Muka sebesar 1,5 juta rupiah. Nah, ini yang saya harapkan ke pemerintah, semoga kedepan ada bantuan berupa mesin catak label sehingga packingan kue ini sudah mempunya legalitas serta identitas,” harapnya.
Peliput: Neno Karlina