TNews, POLITIK – Langkah politik yang diambil Bupati Bolmong Yasti Mokoagow untuk keluar dari struktur Partai Nasional Demokrat (NasDem), cukup mengejutkan publik, tak hanya di Bolmong Raya bahkan se Sulawesi Utara.
Sikap Srikandi Bolmong Raya itu pun membuat hampir semua kader NasDem Bolmong Raya dilema. Meski demikian, mereka (kader NasDem) tetap mengakui kalau Yasti merupakan sosok yang memiliki pengaruh hingga besarnya NasDem di Bolmong Raya saat ini.
“Keluarnya yasti ini, kami di BMR kader-kader nasdem, tentu harus mengintropeksi diri juga, baru kemudian berfikir untuk membangun kekuatan. Ingat kemenangan Nasdem di BMR, tidak lepas dari tangan dinging yasti, dan itu fakta,” tegas Sekretaris Partai NasDem Kota Kotamobagu Ismail Dahap saat diwawancara sejumlah wartawan Selasa (08/10)
Ismail mencontohkan, raihan kursi di 5 daerah kabupaten/kota BMR dan raihan kursi di DPRD Provinsi khusus dapil Bolmong Raya. “Pertama dari 1 kursi di Bolmong itu menjadi 7 kursi, dari tidak ada kursi di Kotamobagu itu menjadi 4 kursi, kemudian Boltim dari 1 kursi jadi 3 kursi, Bolsel dari tidak ada kursi jadi 2 kursi, provinsi dari dapil BMR 3 kursi,” rinci Ismail.
Selain itu, contoh lain adalah saat Yasti masih di Partai Amanat Nasional (PAN). “Itu seperti waktu dari PAN kemarin, kekuatan PAN yang dulu itu ketika yasti keluar dan pindah NasDem itu Swing ke NasDem,” kata Ismail.
Untuk saat ini kata Ismail, di kotamobagu 4 dari anggota PAN pindah ke NasDem karena garansi dari yasti. “Termasuk Syarif juga mengelola NasDem di Kotamobagu karena ada garansi dari yasti. Pak wayan PNS memilih mundur dan menjadi calon DPRD dari NasDem, itu karena garansi dari Yasti, Masri Daeng Masenge itu PAN pindah ke NasDem karena garansi Yasti, Sarwa juga garansinya itu,” beber Ismail.
Kemudia lanjut Ismail, sekitar 7 calon anggota DPRD yang maju di DPRD Provinsi semua karena rekomendasi dari Yasti. Berikut juga 3 orang yang terpilih itu semua karena rekomendasi Yasti. “Jadi itu fakta tidak bisa kita dustakan bahwa yasti memiliki efek di NasDem itu sangat besar, termasuk juga 2 orang DPR RI yang terpilih, itu karena suara yang cukup signifikan dari Bolmong Raya. Itu karena Kamran Mochtar dari pimpinan DPRD Bolmong memilih keluar karena juga atas perintah Yasti,” beber Ismail Lagi.
Nah, lanjut Ismail posisi sekarang bagaimana ketika tidak ada Yasti di NasDem, ini tentu merupakan Tsunami buat NasDem BMR. “Tetapi itu bukan berarti, Kader-kader NasDem harus menangisi itu. Ini akan menjadi cambuk juga buat kami,” kata Ismail.
Menariknya kata Ismail, ada beberapa kader partai NasDem, yang merasa dirinya yang membesarkan NasDem Bolmong. “Bahkan yang bersangkutan sudah mendeklarasi bahwa partai NasDem bukan partai pemerintah di Bolmong. Bahkan ingin membangun kekuatan di DPRD untuk melawan. Ini persoalan buat kami sebagai kader NasDem,” tambah Ismail.
Meski demikian, Ismail mengatakan, sebagai orang yang dekat dengan Yasti, Ia menganggap sikap Yasti keluar dari Nasdem adalah itu hak politiknya. “Kami saat ini masih di Nasdem dan mencoba berfikir keras untuk mencoba mengembalikan semangat teman-teman. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang besar, challangenya sangat besar.
Saya sendiri secara pribadi masih akan bertahan di NasDem, saya yakin beliau sangat menghormati sikap politik setiap orang,” tutup Ismail.
Yogi Mokoagow / Konni Balamba