[dropcap]M[/dropcap]ungkin tak banyak yang tahu, bagaimana suka duka yang dialami Drs Hi Jainuddin Damopolii, yang belum lama ini resmi dinyatakan sebagai Wakil walikota Kotamobagu terpilih oleh KPU Kotamobagu. Sepintas orang hanya mengenal Jainuddin sebagai mantan birokrat yang dikenal murah senyum, sangat bersahaja serta akrab dengan siapa saja. Itulah mungkin alasan, mengapa rakyat Kota Kotamobagu begitu mencintai dan mendukungnya, untuk menjadi Wakil Walikota untuk 5 tahun mendatang, mendampingi Walikota terpilih, Ir Hj Tatong Bara.
Padahal, dibalik suksesnya sekarang, sosok mantan birokrat yang dikenal sebagai pekerja keras selama karirnya ini, menyimpan banyak kisah suka dan duka. Kepada Media Totabuan, dirinya mengungkapkan berbagai suka dan duka yang dialaminya saat masih menjadi seorang birokrat. “Pada tahun 2007 lalu, saya terpaksa harus menelan pil pahit, saat itu masa peralihan dari Plt Walikota Kotamobagu, Siswa Rachmat Mokodongan ke Djelantik Mokodompit dengan berbuah pemecatan sebagai Sekkot, sakit juga ternyata. Namun, Setelah direnungkan peristiwa itu, saya tidak menggugat atau protes, saya yakin Tuhan tahu yang terbaik. Bahkan Saya tidak dendam dengan kejadian itu,” ujar Jainuddin dengan senyum penuh arti.
Seperti diketahui, sebelumnya, “Pejuang” pemekaran Bolaang Mongondow Raya menjadi lima daerah ini, pernah menjadi Wakil Rakyat Bolmong pada tahun 1997 sampai 1998 yang diusung Partai Golkar. Namun, memasuki tahun 1999 Ia memilih mundur dan mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) di Bolmong Raya dan memperoleh dua kursi di gedung DPRD Bolmong kala itu. ” Sebagai anggota DPRD dari partai Golkar pada tahun 97 sampai 98 kemudian mundur dan mendirikan PAN sampai berbuah dua wakil rakyat,” kata Damopolii.
Sejak saat itu Jainuddin menjadi seorang politisi yang cukup diperhitungkan oleh lawan politiknya di daerah. Sebuah dunia yang dikenal punya peran penting dalam kemajuan daerah. Singkat cerita, Jainuddin setelah terpilih sebagai anggota DPRD PAN saat itu banyak memberikan sumbangsi pemikiran untuk pembangunan demi kemajuan daerah. Namun setelah usai masa bhaktinya sebagai wakil rakyat usungan PAN, Ia kembali berkecimpung dengan dunia birokrat sampai pensiun pada tahun 2012 lalu. “Setelah mengabdi sebagai wakil rakyat, kembali lagi mengabdikan diri untuk kepentingan rakyat didunia birokrat,” pungkasnya.
Oleh: Isnandar Bangki