TNews, NASIONAL – Sosok Shin Tae-yong marak jadi pembicaraan bahkan ketika resmi melatih Timnas Indonesia. Lalu, Shin itu tipe pelatih yang seperti apa sih?
Mungkin belum banyak yang tahu sosok Shin sebagai pelatih sebelum namanya disebut-sebut sebagai calon pelatih timnas. Wajar mengingat Shin cuma berkarier di Liga Korea sebagai pelatih Seongnam Ilhwa Chunma.
Setelah itu, Shin malang-melintang di timnas Korea Selatan berbagai usia, dari U-20, U-23, hingga senior dengan jabatan sebagai asisten pelatih serta pelatih. Namanya lantas mulai harum ketika membawa Korsel tampil di Piala Dunia 2018.
Meski Korsel tersingkir usai kalah di dua laga awal fase grup dari Swedia dan Meksiko, tapi Shin dielu-elukan ketika anak asuhnya mengalahkan juara bertahan Jerman 2-0 di laga terakhir sekaligus membuat rivalnya itu tersingkir di babak grup.
Setahun lebih Shin mengganggur karena kontraknya tak diperpanjang oleh Federasi Sepakbola Korea (KFA), sebelum namanya muncul sebagai kandidat pengganti Simon McMenemy di Timnas Indonesia bersama Luis Milla.
Setelah melalui proses negosiasi, Shin akhirnya terpilih sebagai pengganti McMenemy dengan kontrak hingga 2023. Tentu muncul pertanyaan, memangnya sebagus apa Shin sehingga PSSI memilihnya dan bukan Milla yang sebelumnya dinilai sudah membuat permainan Indonesia membaik?
Jika menilik profilnya di Transfermarkt, Shin dengan berani memainkan formasi 4-3-3 menyerang saat menghadapi Swedia serta Meksiko. Meski akhirnya kalah, Korsel saat itu mampu merepotkan lawan-lawannya dan cuma kalah selisih satu gol.
Bahkan saat menghadapi Meksiko, Korsel mampu melepaskan delapan attempts, dengan enam di antaranya on goal berbanding lima attempts on goal milik Meksiko. Dalam artikel terbitan The Korea Herald 23 Agustus 2017 atau sebulan setelah pengangkatan sebagai pelatih kepala Korsel, Shin menyebut tiki-taka sebagai gaya mainnya.
Dia ingin para pemainnya bermain dengan cepat saat mengalirkan bola dan juga bergerak. Shin merasa sepakbola dengan tempo tinggi akan mampu merusak konsentrasi lawan dan meraih kemenangan.
Hal itu diamini oleh Shin saat berbincang dengan detikSport di Gran Zuri Hotel, Cikarang, Jumat (17/1/2020) siang WIB, usai seleksi Timnas U-19 selama lima hari.
“Style saya itu pemain tidak boleh diam di tempat, tetapi bergerak terus. Memang kadang perlu juga penguasaan bola dari bawah, tapi tergantung lawan juga,” ujar Shin.
Apakah pemain Indonesia bisa mengikutinya? Kita tunggu saja.
Sumber : Detik.com