TNews, BOLMONG — Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolmong, angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dua tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2018 lalu dinkes mencatat, sejak bulan januari hingga desember ada 234 kasus yang tersebar di berbagai Pusat Kesehatan (Puskesmas) se bolmong.
Jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, awal bulan januari ada 31 kasus yang terjadi. Berbeda dengan tahun 2020 ini, sejak awal bulan februari ini dinkes mencatat baru ada dua kasus atau pasien DBD. Artinya, kasus DBD di Kabupaten Bolmong mengalami penurunan.
Menurut Kepala Dinkes Bolmong, Erman Paputungan melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Yusuf Detu, pihaknya menilai turunnya angka kasus DBD tersebut karena beberapa faktor.
Apalagi, pihaknya saat dilantik sebagai Kabid P2P beberapa waktu lalu terus berupaya melakukan edukasi dan koordinasi yang terus digalakkan. Sehingga, pengendalian secara terintegrasi penyelidikan epidemologi terhadap DBD menjadi langkah awal yang harus dilanjutkan. Terutama dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta pengendalian terarah dan terukur. “Alhamdulillah, beberapa kasus yang ditangani mulai dari 2018 hingga 2020 ini tidak ada yang meninggal dunia, semua tertangani dengan baik. Makanya tak henti-henti kita ajak semua komponen masyarakat untuk peka dan peduli lingkungan sekitar untuk tetap bersih, agar kita terhindar dari penyakit DBD tersebut,” ungkap Yusuf, Jumat (07/02/2020) saat dihubungi melalu sambungan televon.
Di sisi lain kata Detu, pengasapan atau fogging bukan strategi utama dalam pencegahan DBD. Fogging tidak dilakukan secara rutin, hanya saja dilakukan saat terjadi kasus di suatu wilayah untuk memberantas nyamuk sebagai faktor pembawa penyakit DBD. “Pencegahan penyakit DBD bukan melalui fogging. Tapi itu dikembalikan lagi ke masyarakat. Agar bagaimana kita menjaga kebersihan dan menghilangkan jentik-jentik nyamuk. Karena fogging merupakan bahan insektisida. Jika dilakukan secara rutin, maka dapat membahayakan kondisi kesehatan manusia,” jelasnya.
Menghilangkan jentik nyamuk lebih mudah dari pada menegndalikan saat nyamuk sudah dewasa. Pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien kata dia, harus dilakukan terus-menerus Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus. “Diantaranya menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, penampung air lemari es dan lain sebagainya. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, tong air dan lainnya. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD,” tuturnya.
Sedangkan plus yang dimaksud, antara lain, menaburkan bubuk lavarsida (Abate), menggunakan obat nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya ventilasi rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk. “Jadi kami minta agar masyarakat terus memperhatikan kebersihan. Juga mengimbau sebab saat ini telah memasuki musim penghujan agar lebih memperhatikan lingkungan dan kebersihan, jika ditemui tanda-tanda DBD maka segeralah berobat ke puskesmas terdekat,” harapnya.
Imran Asiaw