TNews, SEHAT – Para ilmuwan saat ini mempertanyakan efektivitas alat rapid test rumahan yang dirancang untuk mendeteksi virus Corona COVID-19. Bahkan disebut tidak ada satupun alat tes tersebut yang bekerja dengan baik.
Profesor Sir John Bell, dari Universitas Oxford, mengatakan kit pengujian atau alat rapid test yang telah dia periksa tak ada satupun yang memenuhi kriteria uji yang baik. Sir John mengatakan akan diperlukan setidaknya satu bulan sebelum tes antibodi untuk bisa mengatakan tesnya bekerja dengan baik atau tidak.
“Sedihnya, tes yang kita lihat sampai saat ini belum berkinerja baik. Kami melihat banyak negatif palsu dan kami juga melihat positif palsu,” ujarnya dikutip dari CNBC Internasional.
Pandangannya ini senada dengan penuturan Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular dari Amerika Serikat yang menyebut hasil dari rapid test harus divalidasi, karena akan menyesatkan jika hanya menginterpertasi sendiri.
Temuan Inggris hadir selang beberapa hari setelah pemerintah Spanyol mengatakan mengirim kembali kit rapid test yang tidak akurat, yang mereka beli dari perusahaan Eropa yang memesan alatnya dari China.
Berbeda dengan tes swab, rapid test yang digunakan dengan antibodi untuk memeriksa COVID-19 mirip tespek kehamilan, dengan hasil pada serangkaian garis. Hanya perlu 20 menit untuk menyelesaikan tes tersebut sehingga banyak yang melakukannya di rumah.
Secara teori, rapid test bisa memberi tahu apakah orang sudah memiliki virus, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun keefektivitasannya disebut sangat rendah.
Sir John Bell menambahkan bahwa negara-negara lain harus mengirim kembali tes kit yang gagal dan ada kemungkinan bahwa beberapa tes tidak dapat diandalkan dan dapat memiliki hasil positif palsu yang dipicu oleh virus lain yang menghasilkan antibodi serupa dengan COVID-19.
Sumber: Detik.com