TNews, KULINER – Beredar di media sosial bahwa kue klepon disebut sebagai jajanan tidak Islami. Begini tanggapan para netizen.
Kue klepon adalah jajanan tradisional khas Indonesia yang terbuat dari tepung ketan. Tampilannya mirip seperti onde-onde, bulat berukuran mini dengan warna hijau muda. Kue klepon diisi dengan irisan gula merah, sementara bagian luarnya ditaburi kelapa parut.
Ternyata kue klepon sudah ada sejak tahun 1950-an. Konon kue ini diperkenalkan pertama kali oleh seseorang yang berasal dari Pasuruan, Jawa Timur. Saat itu, kue klepon jadi menu yang ditawarkan di restoran Indonesia-Belanda dan etnis Tionghoa.
Meski hanya jajanan tradisional, tetapi kue klepon banyak ditemui di berbagai tempat. Biasanya kue klepon banyak dijajakan di pasar-pasar tradisional, maka tak heran kue ini sering disebut sebagai jajanan pasar.
Rasanya yang manis dan teksturnya yang kenyal membuat kue klepon banyak disukai. Namun, baru-baru ini kue klepon ramai disebut sebagai jajanan yang tidak Islami. Kabar tersebut beredar dalam sebuah unggahan foto yang dibagikan oleh pengguna Twitter @Irenecutemom (21/07).
Dalam unggahan tersebut bertuliskan, “Kue klepon tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami dengan cata memberi jajanan Islami. Aneka kurma yang tersedia di toko Syariah kamu”. Belum jelas sumber gambar tersebut, tetapi dalam foto tertulis ‘Abu Ikhwan Aziz’.
Selain itu, foto itu tidak menyebut alasan mengapa kue klepon disebut sebagai jajanan tidak Islami. Sontak unggahan tersebut langsung memicu berbagai tanggapan dari netizen. Banyak dari netizen yang mengaku terheran-heran dengan ungkapan tersebut.
“Padahal sensasi ketika gula merahnya pecah di mulut sungguh nikmat tiada tar. Oh, mungkin terlalu vulgar ya,” tulis netizen.
“Subhanallah ketika adonan dipotong tidak dihadapkan ke Kiblat dan tidak dengan Bismillah,” tulis netizen lainnya.
“Mau jualan kurma kok jelekin makanan lainnya,” tulis netizen.
Sementara itu, ada juga netizen yang melontarkan komentar pelesetan dengan menyebut ada juga jajanan lainnya yang tidak islam. Seperti yang disampaikan oleh netizen @doogsnileef.
Apalagi kue putu, selain tidak Islami, kue ini pun termasuk kriminal. Putu ne dewe di dol (cucunya sendiri di jual),” tulisnya.
“Kenapa klepon doang? Kenapa nggak semua kue? Kue tart? Brownies? Nogosari? Iwel-iwel? Mendut? Lemper? Apakah kau yakin mereka Islami? Bungkusnya doang daun pisang, ternyata dalemnya isi kue. Ini kan penipuan, tidak Islami sekali,” tulis netizen @HabibiFuad.
Dibalik tuduhan yang disebut tidak Islami, kue klepon memiliki filosofi dan mengandung pelajaran moral. Kue klepon melambangkan kesederhanaan. Itu dilihat dari bahan-bahan sederhana yang digunakan untuk membuat klepon.
Warna hijau pada kue klepon yang berasal dari daun suji pandan melambangkan kesejahteraan dan kesuburan. Hal tersebut karena menggambarkan pulau-pulau di Indonesia yang menempati tanah-tanah yang subur dan banyak ditumbuhi pepohonan hijau.
Pelajaran moral ada pada cara memakan kue klepon. Kue klepon diisi dengan gula merah cair, ketika dimakan gula di dalamnya akan lumer di mulut. Namun, bayangkan jika kamu memakannya sambil mulut terbuka, gula cairnya akan berantakan kemana-mana.
Hal tersebutlah yang berkaitan dengan budaya kita yang mana mengajarkan untuk makan dengan sopan, yaitu dengan mulut tertutup dan tidak berbicara saat mengunyah.
Sumber: detik.com