TOTABUANEWS, Molibagu – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Dispar-EK) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) belum lama ini, telah melakukan survey potensi wisata alam bawah laut. Hasilnya, terdapat 24 lokasi atau spot yang merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. Tapi sayang, pantauan Media Totabuan, puluhan spot taman laut yang mengoleksi beragam jenis tumbuhan, kerang, dan hewan-hewan laut yang unik itu kini terancam keberadaanya.
Pasalnya, Dinas Kelautan Perikanan (DKP), hingga kini terkesan lamban mengambil tindakan. Sampai sekarang belum ada penetapan daerah perlindungan laut (DPL) untuk melindungi kelangsungan spot-spot taman laut tersebut. Hal ini menyusul adanya pengakuan salah satu staff Dispar Bolsel, tentang adanya sejumlah terumbu karang yang telah rusak.
“Semakin ke timur semakin banyak kita jumpai karang-karang yang sudah rusak. Sebaliknya semakin ke selatan makin banyak spot-spot yang masih bagus dan terpelihara,” Kata Elfian salah satu staf Dispar-EK yang turut mendampingi para penyelam Sulut saat survei.
Sementara itu, Kepala DKP Bolsel Adharto Utiah mengaku siap menindaklajuti survei Dispar-EK. Tapi katanya sampai sekarang pihaknya belum memegang data.
“Kami perlu data-data hasil survei Dispar-EK sebagai dasar penentuan DPL. Ketika sudah ada akan dipelajari. Selanjutnya akan kita usulkan untuk penyusunan rancangan peraturan daerah (ranperda) DPL,” tukas Utiah.
Lanjutnya, nantinya akan dilakukan pembagian zona. Daerah koservasi laut (perlindungan) dan daerah pemanfaatan.
Sekretaris Dispar-EK, Resly Paputungan, mengaku laporan hasil survei baru saja rampung dan dalam waktu dekat secara resmi akan disampaikan ke DKP.
Kendati begitu, DKP tetap dinilai kurang pro-aktif, terkesan menunggu bola. Sedangkan Bappeda Bolsel sudah mengantongi data tersebut.
“Baru-baru ini dari Bappeda datang mengambil data-data hasil survei tersebut,” tambah Resli. (marshal/jun)