TNews, NASIONAL – Usai diguyur hujan selama beberapa hari, lahan pertanian di Desa Bodas, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, lenyap. Lahan pertanian di Blok Brandal kini bak sebuah sungai besar dengan kedalaman 10-15 meter yang memanjang.
Detik-detik penurunan tanah ini diketahui warga sejak Minggu (13/12) sore. Sebelumnya daerah itu diguyur hujan sejak Jumat (11/12). Warga yang panik langsung menyelamatkan hewan-hewan ternak yang berada di kandang sekitar lokasi kejadian.
Tidak sampai di situ, keretakan tanah terus berjalan merambat ke areal permukiman warga yang berjarak sekitar kurang dari 2 km dari lokasi areal pertanian di Blok Brandal.
Awalnya pergerakan tanah itu hanya membuat retakan di halaman rumah. Namun seperti terus menjalar, retakan itu juga terjadi hingga ke jalan-jalan di perkampungan Bodas 1, hingga masuk ke rumah-rumah warga.
Warga yang cemas terpaksa berjaga semalaman. Hingga akhirnya warga mengetahui lahan pertanian di Blok Brandal lenyap pada Senin (13/12). Lahan seluas sekitar 5 hektare itu amblas seolah hilang dan kini menyiasakan cekungan besar bak jurang memanjang sedalam 10-15 meter.
Selanjutnya, puluhan rumah warga di lokasi itu dilaporkan rusak mulai pada sekitar pukul 10.00 WIB. Kerusakan ini diakibatkan akibat penurunan tanah. Kerusakannya rata-rata berupa lantai yang retak.
Selain itu rumah-rumah warga yang semi permanen nampak miring. Lantai tanah terangkat dan retak. Pihak Pemerintah Desa Bodas mencatat hingga Senin kemarin ada sekitar 95 rumah terdampak akibat tanah bergerak. Sore harinya, jumlah rumah terdampak bertambah lima akibat masih tingginya itensitas hujan di desa setempat. Kini ada 100 rumah rusak akibat bencana tanah gerak di desa tersebut.
Sedangkan total luas tanah yang terdampak bencana tanah bergerak di Desa Bodas ini mencapai 29,5 hektare. Dari luas tersebut, 27 hektare di antaranya merupakan lahan pertanian dan 2,5 hektare sisanya merupakan permukiman warga.
Bencana tanah gerak di Desa Bodas ini bukan yang pertama kalinya. Kepala Desa Bodas, Wasgito, mengatakan peristiwa yang sama pernah terjadi pada tahun 2005. Saat itu, bencana tanah bergerak membuat keluarga yang menghuni 18 rumah direlokasi ke daerah yang lebih aman.
“Bencana tanah gerak, sudah tiga kali ini. Tahun 2005, 2012 dan tahun ini 2020. Tahun 2005, sebanyak 18 rumah direlokasi. Dari lokasi bawah sampai ke atas, yang saat ini terjadi tanah gerak,” jelasnya.
Saat ini pihaknya terus mengantisipasi adanya tanah bergerak susulan dengan menyiapkan tiga titik tempat pengungsian, yakni Balai Desa Bodas, Masjid Bodas dan sebuah gedung sekolah dasar setempat.
Sumber: detik.com