Air Mata Sang Dewan Adat

0
611
Salah satu dewan adat di desa wangga dan pintu masuk Desa wangga (foto: Muslim)
Salah satu dewan adat di desa wangga dan pintu masuk Desa wangga (foto: Muslim)

Oleh: Muslim Paputungan

Salah satu dewan adat di desa wangga dan pintu masuk Desa wangga (foto: Muslim)
Salah satu dewan adat di desa wangga dan pintu masuk Desa wangga (foto: Muslim)

TOTABUANEWS, Bolmong – Siang itu, Selasa (17/06). cuaca mendung matahari tak kunjung datang sepertinya tampak malu untuk keluar dari sarangnya, hujanpun sesekali lewat di perkampungan itu. Nampak seorang pria tua bertubuh kurus tinggi, dan wajah mulai keriput menandakan sebuah gambaran perjuangan , usianya sekitar 63 tahun, duduk diam ditemani kopi hangat disebuah rumah sudut bolaang mongongdow tepatnya di desa wangga kecamatan passi Kabupaten Bolaang Mongondow. Tete Kisman Mokodompit namanya, seorang pria tua yang menjabat sebagai dewan adat di perkampungan wangga.

Ditemui awak media, Beliau dengan semangat dan gagahya bercerita hingga membuat beliau terseduh seduh, rasa keprihatinan beliau dengan budaya/adat dibolaang mongondow yang kian punah, “ kita prihatin melihat adat/istiadat bolaang mongondow yang makin hari makin hilang salah satunya bahasa” ujarnya dibarengi dengan helaan nafas panjang.

Tete yang pernah menjadi pengurus Knpi saat itu, mengisahkan sepintas atas terjadinya suatu perkampungan uwangga, dulu dikisahkan uwangga itu berarti perahu, dilokasi itu tempat berlabuhnya perahu para tetua dulu, berlabuhnya mereka karena lokasi perkampungan itu terletak di puncak gunung sehingga mereka dapat memantau para musuh, cerita ini bermula sejak 1904 “ mungkin hanya itu yang kita boleh kita ingga” katanya sambil berseduh-seduh tak mampu membendung rasa prihatin terhadap generasi saat ini.

Sebelum mengakhiri pembicaraan dirinya berpesan untuk tetap terus menjaga kelestarian tradisi budaya bolaang mongondow. “ Syukur Moanto (terima kasih) karena masih ada generasi muda yang bisa meneruskan cerita-cerita rakyat sebelum torang meninggal” tutupnya ketua Dewan Adat sembari meneteskan air mata. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.